Keputusan Erick Thohir Ganti Bos MIND ID Saat Perusahaan Tumbuh Dipertanyakan


JAKARTA (INDOVIZKA) - Pengamat Ekonomi Energi dan Pertambangan Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi, menilai pergantian direksi CEO Holding Industri Pertambangan Mining Industry atau MIND ID tidak tepat. Musababnya, pergantian dilakukan saat perusahaan mencatatkan kinerja yang positif.

“Tidak ada alasan yang jelas dalam pencopotan Moedak (Orias Petrus Moedak), yang digantikan oleh Hendi (Hendi Prio Santoso),” ujar Fahmy saat dihubungi pada Sabtu, 30 Oktober 2021.

Pada Januari hingga September 2021, MIND ID mencatatkan kenaikan laba bersih menjadi Rp 9,8 triliun. Angka ini naik dari periode yang sama pada 2020 dengan rugi bersih Rp 1,4 triliun.

Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya resmi menunjuk Hendi sebagai CEO MIND ID menggantikan Orias Petrus Moedak. Pergantian diumumkan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) MIND ID, Jumat, 29 Oktober 2021.

Menurut Fahmy, Erick sering kali tidak menggunakan indikator terukur untuk mengangkat dan mengganti pimpinan BUMN. Pemilihan Hendi untuk menggantikan Orias disebut-sebut tak memiliki alasan yang kuat. Sebab, meski merupakan profesional yang andal, Hendi dianggap tidak memiliki jejak pengalaman di perusahaan tambang.

Adapun Hendi merupakan mantan Direktur Utama Perusahaan Gas Negara atau PGN dan Chairman Semen Gresik. Fahmy berujar, mengurus perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan lebih rumit ketimbang gas dan semen. Selain itu, perusahaan memiliki tantangan yang berat pada masa mendatang.

“Tantangannya, tidak bisa lagi ekspor hasil tambang mentah tanpa di hilirisasi di dalam negeri. Meningkatkan produksi under mining Freeport dan produksi tambang lainnya,” ujar Fahmy.

Staf Khusus Menteri BUMN Bidang Komunikasi, Arya Sinulingga, sebelumnya mengatakan pergantian direktur utama dan direktur lainnya memiliki tujuan sebagai penyegaran tim manajemen. MIND ID, kata dia, memiliki berbagai tujuan.

Salah satu tujuan yang ingin dicapai ialah mempercepat transformasi industri tambang yang berbasis berkelanjutan dan ramah lingkungan. Perusahaan juga akan melakukan optimasi program digitalisasi dan otomasi dengan mekanisme Smart Mining 5.0.

“Kemudian, pengembangan hilirisasi industri tambang menuju integrated metal & mineral comprehensive upstream & downstream processing untuk memaksimalkan value dan nilai yang bisa diperoleh di dalam negeri sehingga terbangun industri dalam negeri yang kuat,” ujar Arya.

MIND ID, kata Arya, juga akan didorong menjadi motor penggerak pengembangan industri mobil listrik dan mengurangi defisit devisa negara akibat impor. Kemudian MIND ID akan berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon di sektor transportasi darat dan membuka peluang investasi serta kerja sama pemain mobil listrik global






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar