JAKARTA (INDOVIZKA) - Lelaki paruh baya duduk santai di beranda rumah. Sesekali dia berkipas dengan selembar kertas. Cuaca sore itu tak panas. Tetapi terasa sangat gerah.

Hunian di Kampung Baru, Pondok Pinang, Jakarta Selatan cukup padat. Rumah warga berdempet. Beberapa bangunan terpisah jalan. Lebarnya tak lebih dari satu meter.

Nurman mengajak berkeliling tempat tinggalnya. Baru beberapa puluh langkah. Perjalanan terhenti di depan aliran air berwarna cokelat. Kali Pesanggrahan terpantau tenang hari itu. Nyaris tak ada riak. Pertanda debit air meningkat.

"Lagi aman nih, biasanya Januari setelah tahun baru. Baru mulai (banjir)," cerita pria 54 tahun itu kepada merdeka.com, akhir pekan lalu.

Tinggal di dekat Kali Pesanggrahan selalu membuatnya was-was. Didatangi tamu tak diundang berupa luapan air. Apalagi menjelang akhir dan awal tahun. Bertepatan musim penghujan.

Nurman tidak lagi bisa menghitung. Berapa kali rumahnya dan warga lain teredam banjir akibat luapan Kali Pesanggrahan. Saking seringnya, kebanjiran menjadi peristiwa biasa untuk dihadapi. Beruntung banjir tahun ini lebih bersahabat. Katanya, baru awal tahun air kali meluap hingga ke rumahnya.

"Kalau dulu setahun bisa dua sampai tiga kali," jelasnya.

Mengutip data.jakarta.go.id dan BPBD, wilayah Pondok Pinang masuk daftar titik banjir di Jakarta Selatan. Banjir teranyar terjadi pada November 2021 lalu. Tak terlalu besar, sebab hanya empat kepala keluarga terdampak.

Persoalan banjir menjadi pekerjaan rumah setiap pemimpin Jakarta. Banyak program dicanangkan mengurangi dampak banjir Ibu Kota. Nyatanya, Jakarta masih belum lepas dari momok banjir.

Sekretaris Dinas Sumber Daya Air, Dudi Gardesi memastikan. Pemprov DKI bekerja keras menangani persoalan banjir Jakarta. Apalagi dinasnya, yang bertugas memonitoring persiapan hingga memantau pekerjaan untuk mengurangi dampak banjir.

"Kita melaporkan secara keseluruhan di bawah komando BPBD," kata Dudi.

Pemprov DKI Jakarta sudah menjalankan banyak program pencegahan banjir. Sebut saja normalisasi sungai dengan pengerukan kali, gerebek lumpur, pembangunan polder, waduk, situ, dan embung. Kemudian ada pembuatan tanggul hingga sumur resapan.

Tetapi banjir belum benar-benar teratasi. Acapkali, ketika musim hujan tiba, banjir pasti merendam hunian warga Jakarta. Kondisi itu sering pula dikaitkan dengan curah hujan di atas normal.






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar