Pilihan
Presiden Segera Keluarkan Perpres Media Sustainability
Senam Inhil Sumbang Medali Emas Perdana di Porprov X Riau
Bahaya Fibroid pada Ibu Hamil dan Bayi yang Dikandung
JAKARTA (INDOVIZKA) - Fibroid rahim merupakan kondisi adanya pertumbuhan massa non-kanker pada rahim yang biasanya terjadi di masa subur. Mengalami fibroid saat hamil bisa memicu kekhawatiran bagi ibu dan bayi yang dikandung perihal dampak buruknya.
Fibroid yang berukuran kecil umumnya tidak berdampak buruk bagi ibu hamil. Meskipun begitu, risiko bahaya fibroid ketika hamil tetap ada. Hal ini akan dipengaruhi oleh lokasi dan seberapa besar fibroid tersebut.
Mari pahami lebih lanjut bahaya fibroid dalam rahim yang bisa terjadi pada bayi dan ibu hamil.
- 6 Manfaat Rebusan Daun Dibawah Ini Bisa Turunkan Gula Darah
- Dinkes Pekanbaru Anggarkan Layanan Kesehatan Doctor On Call
- Dinkes Inhil Gelar Pembekalan Kesehatan kepada 303 Calon Jama'ah Haji
- Dinkes Inhil Canangkan BIAN se-Kecamatan Tembilahan Hulu
- Menderita Jantung Bocor, Balita di Tembilahan Ini Butuh Bantuan
Risiko Akibat Fibroid Rahim pada Janin
Risiko Akibat Fibroid Rahim pada Janin
Kemunculan fibroid umumnya berisiko kecil bagi janin. Namun, bukan berarti tidak ada sama sekali.
Artikel lainnya: Panduan Program Hamil untuk Wanita dengan Gangguan PCOS
Berikut kondisi yang bisa saja dialami bayi saat sang ibu mengalami fibroid ketika hamil:
Plasenta Abnormal
Fibroid bisa menyebabkan plasenta previa dan solusio plasenta.
Plasenta previa merupakan kondisi saat plasenta atau ari-ari menutupi sebagian maupun seluruh serviks. Kondisi ini bisa memicu pendarahan selama kehamilan dan persalinan.
Saat plasenta previa tidak kunjung sembuh menjelang kelahiran, maka ibu hamil memerlukan operasi caesar agar bayi dapat dilahirkan.
Sementara, solusio plasenta merupakan kondisi saat sebagian atau seluruh bagian plasenta terpisah sebelum bayi dilahirkan.
Melansir Mayo Clinic, kondisi ini bisa menyebabkan pertumbuhan bayi terhambat, kekurangan oksigen, kelahiran prematur, hingga lahir mati.
Perkembangan Fibroid Memengaruhi Janin
Menurut UT Southwestern Medical Center, dua per tiga kasus fibroid bisa tumbuh dan menyusut saat hamil. Jika terjadi pembesaran fibroid, biasanya akan terjadi pada trimester 1.
Untuk melihat perubahan fibroid dan perkembangan bayi, dokter akan melakukan USG.
Namun, masih diperlukan penelitian lanjutan untuk mengetahui dampak fibroid dan kaitannya dengan terhambatnya pertumbuhan janin.
Artikel lainnya: Agoraphobia pada Ibu Hamil, Bagaimana Cara Mengatasinya?
Bayi Sungsang
Menurut dr. Reza Fahlevi, Sp.A, ukuran fibroid yang besar bisa menyebabkan bayi sungsang.
“Tergantung ukurannya. Jika ukurannya besar dan plasenta melekat di dekat situ [fibroid], maka bisa membuat bayi sungsang,” jelasnya.
Saat fibroid membesar, maka ruang di dalam rahim menjadi lebih sempit sehingga menyebabkan bayi sungsang.
Jika menjelang persalinan posisi kepala bayi tidak ke bawah, maka ibu hamil dapat disarankan untuk menjalani operasi caesar.
Risiko Akibat Fibroid Rahim pada Ibu Hamil
Risiko Akibat Fibroid Rahim pada Ibu Hamil
Berikut komplikasi yang mungkin dapat terjadi jika ibu hamil punya fibroid:
Pelebaran Serviks yang Tidak Lengkap
Fibroid yang besar dan menumpuk pada bagian bawah rahim bisa menghalangi pembukaan jalan lahir. Kondisi ini bisa meningkatkan risiko melahirkan caesar.
Kontraksi Buruk
Fibroid bisa membuat gangguan jaringan rahim dan menyebabkan kontraksi lemah. Kondisi ini akan menghambat pelebaran serviks lengkap saat proses melahirkan.
Biasanya, diperlukan metode persalinan seksio sesarea untuk mengatasi kondisi ini.
Artikel lainnya: Waspada, Terkena Flu saat Hamil Bisa Sebabkan Anak Bipolar
Perdarahan Postpartum
Perdarahan postpartum merupakan perdarahan hebat yang terjadi dalam waktu 24-48 jam setelah ibu hamil melahirkan.
Perdarahan setelah melahirkan bisa terjadi karena kontraksi buruk. Saat rahim tidak berkontraksi, maka pembuluh darah rahim yang memberi makan plasenta akan terus berdarah.
Itulah beberapa bahaya fibroid yang bisa saja terjadi pada ibu dan janin. Untuk membantu meminimalkan risiko komplikasi persalinan karena fibroid, ketahui posisi dan ukuran fibroid.
Fibroid saat hamil biasanya bisa diatasi dengan mengonsumsi obat-obatan dan prosedur medis tertentu.
Obat-obatan diberikan untuk mengatasi keluhan akibat fibroid, misalnya antiinflamasi non-steroid hingga suplemen zat besi.
Sementara itu, prosedur medis yang bisa dilakukan antara lain miomektomi, embolisasi arteri rahim, radiofrequency ablation, dan lainnya.
Lakukan pemeriksaan kehamilan rutin untuk mengetahui kondisi kesehatan kamu dan bayi. Jika mengalami keluhan seputar kehamilan, konsultasikan melalui fitur LiveChat dokter kandungan di aplikasi KlikDokter.
Berita Lainnya
Kuatkan Akreditasi Laboratorium Kesehatan Daerah, Dinkes Inhil Gelar Workshop
Sam Smith juga kepikiran buat hidup normal
Kasus Stunting di Pekanbaru Turun Jadi 279 Anak
Omicron Melonjak, Epidemiolog Wanti-Wanti Potensi Terjadi Long Covid
Dinkes Inhil Laksanakan Pertemuan Evaluasi Program Anak
Satu Anggota Polisi Positif Corona, Rekan se-Polres Jalani Rapid Test
Masyarakat Inhil Bisa Urus Turun Kelas BPJS Kesehatan, Begini Caranya
Hati-hati, Ini Risiko Main Ponsel Sebelum Tidur
Harga Tes PCR Turun Jadi Rp 275 Ribu, Laboratorium yang Nakal Terancam Ditutup
WHO: Vaksin yang Ada Saat Ini Mampu Atasi Varian Omicron
Menkes Sebut Pasien Pertama Omicron Sudah Negatif
CEO Novavax Umumkan Vaksin Covid-19 Buatannya Dapat EUA di Indonesia