Mengenal Lebih Dekat Ikan Dewa, Harganya Jutaan dan Selalu Diburu Jelang Imlek

Ilustrasi

INDOVIZKA.COM - Ikan dewa atau sering disebut ikan tambra selalu menjadi incaran warga Tionghoa menjelang Imlek. Selain memiliki bentuk yang indah, ikan yang masuk genus Tor  tersebut harga per kilonya pun sangat fantasis, bisa mencapai Rp 1 juta.

Menurut salah satu peternak ikan dewa di Banyumas, Muhammad Kurniawan, berat spesies ikan dewa tersebut bisa mencapai 12 kilo.

"Saya melakukan budidaya sejak 2008. Ukuran ikan terbesar bisa sampai 12 kilogram, tapi sudah mati. Ikan ini memiliki habitat di perairan yang deras," ujarnya.

Sementara itu, menurut ahli dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Haryono, ikan dewa memiliki beberapa keunggulan dibandingkan ikan tawar lainnya.

Pertama adalah ukurannya bisa sangat besar, terutama spesies Tor tambroides. Seperti diketahui, ikan dewa memilik empat spesies, yaitu Tor tambroides, Tor tambra, Tor douronensis, dan Tor soro.

Kedua adalah tekstur dagingnya yang tebal dan lebih padat dibandingkan ikan tawar lainnya. Lalu, ketiga adalah rasanya lebih enak dan disukai banyak orang.

"Keunggulan lainnya adalah harganya yang menjanjikan, sehingga prospektif untuk dikembangkan," kata Haryono, saat dihubungi melalui sambungan telepon oleh Kompas.com, Selasa (21/1/2020).

Sementara itu, salah satu pekerja di tempat pembudidayaan ikan dewa, Kholil, permintaan ikan dewa jelang imlek selalu melonjak.

"Imlek biasanya banyak, kalau bulan sebelumnya omset Rp 75 juta per bulan, menjelang Imlek bisa sampai Rp 100 juta. Pengiriman ke Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Ciamis, Padang, kirim ke Malaysia dulu juga pernah, kalau ke Bogor kirim rutin," kata Kholil.

Lalu Kholil menambahkan, ikan dewa biasanya dikonsumsi dengan cara dibuat sop atau dipepes.

"Kalau digoreng enggak enak, ya seperti ikan-ikan lainnya. Lebih enak kalau disop atau dipepes, rasanya beda dengan ikan lainnya," ujar Kholil.

Sementara itu, menurut Kurniawan, sebagian warga menyakini bahwa ikan dewa memiliki energi positif. Bahkan, ada sebagian warga juga mensakralkan ikan dewa tersebut.

"Historisnya ikan ini memiliki strata sosial yang tinggi, konon dulu ikan ini dikonsumsi oleh para raja. Ikan ini juga ada reliefnya di Candi Borobudur," katanya saat ditemui, Selasa (21/1/2020).

Hal senada juga diungkapkan oleh Haryono, disejumlah daerah ikan tersebut juga dikeramatkan.

"Ikan ini juga dikeramatkan di beberapa wilayah, diantaranya Kuningan, Blitar, Pasuruan, Padang Pariaman, Jambi," katanya.

"Bahkan di suku Batak dikenal dengan ikan batak yang digunakan untuk upacara adat," tambah Haryono. 






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar