Deretan Anak Muda di Bawah 35 Tahun Sukses Menjadi Petinggi BUMN dan Anak Usahanya


JAKARTA (INDOVIZKA) - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan minimal 5 persen di tahun ini generasi milenial dapat mengisi posisi strategis di BUMN. Sementara di 2023 ditargetkan naik menjadi 10 persen.

Wakil Menteri II BUMN, Kartiko Wirjoatmodjo menyebut, saat ini banyak milenial maupun perempuan yang duduk di kursi dewan direktur perusahaan BUMN. Hal ini menjadi komitmen Kementerian BUMN dalam mengejar sebanyak 25 persen pemimpin perempuan di 2023.

"Ini semua bertujuan untuk meningkatkan kualitas manajemen dan aset di BUMN kami dan banyak perusahaan yang bisa menjadi perusahaan global dalam tahun-tahun mendatang," kata Kartiko dalam acara Mandiri Investment Forum, Rabu (9/2).

Maka dari itu, berikut ini merdeka.com rangkum generasi milenial yang duduk jadi Direktur hingga Komisaris di BUMN :

1. Fajrin Rasyid

rasyid rev1

Muhammad Fajrin Rasyid resmi ditunjuk sebagai Direktur Digital PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (PUPST) pada Jumat 19 Juni 2020. Dengan usia yang belum genap 34 tahun, Fajrin adalah milenial pertama yang menduduki jabatan direksi Telkom.

Muhammad Fajrin Rasyid merupakan lulusan Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung (ITB) dengan IPK 4.0. Ia merupakan Co-Founder dan pernah menjabat sebagai Chief Financial Officer (CFO) Bukalapak selama tujuh tahun, kemudian menduduki jabatan sebagai Presiden Bukalapak yang bertanggung jawab atas inisiatif strategi perusahaan dan rencana jangka panjang serta kemitraan dengan pihak eksternal.

Muhammad Fajrin Rasyid lahir di Jakarta pada 11 September 1986. Dia menempuh studi di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 2004 hingga 2008. Lalu Daejeon University, Korea Selatan pada 2008 hingga 2009. Kemudian Harvard Business School pada 2018 dan Stanford University Graduate School of Business pada 2019 di Amerika Serikat.

Saat masih kuliah, dia mulai bekerja sebagai Web Developer di perusahaan telekomunikasi, Indosat, pada 2007. Kemudian menjadi Web Developer pada The United Nations Asian and Pacific Training Centre for Information and Communication Technology for Development (UN-APCICT) pada 2008.

Lulus dari ITB, Fajrin menjadi konsultan pada The Boston Consulting Group di tahun 2009. Di sana, dia bertanggung jawab untuk memberikan masukan soal industri di Asia Tenggara. Dia bekerja disana selama 1 tahun 6 bulan.

2. Ryan D Firman

d firman rev1

Ryan D Firman menjadi direksi termuda di BUMN. Usianya baru 31 tahun namun sudah menjadi Direktur Keuangan, Investasi, dan Manajemen Risiko PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Pengangkatan tersebut melalui surat pengangkatan dari Menteri BUMN dengan Nomor SK-281/MBU/08/2021 tanggal 25 Agustus 2021 lalu.

Sebelum bergabung dalam jajaran Direksi Jiwasraya, Ryan mengawali karirnya di anak perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) yakni, PT Mandiri Sekuritas pada 2012. Saat itu, dia menjabat sebagai Analyst Divisi Investment Banking.

Di perusahaan yang sama, Ryan terus mengembangkan karirnya di Divisi Investment Banking hingga 2021. Bahkan, berbagai posisi telah diraih, di antaranya posisi Associate pada tahun 2014-2016, Assistant Vice President (AVP) pada tahun 2016-2018, Associate Director (VP) pada tahun 2018-2020, dan Executive Director (EVP) pada tahun 2020-2021.

Ryan lahir di Australia dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia pada 2011 lalu.

3. Fadli Rahman

rahman rev1

Fadli Rahman resmi ditunjuk menjadi komisaris PT Pertamina Hulu Energi (PHE) yang jadi Subholding Hulu Pertamina di usianya yang terbilang muda, yakni 33 tahun. Fadli merupakan pria kelahiran Jakarta, 5 Juli 1986.

Fadli menjabat sebagai Komisaris PT Pertamina Hulu Energi (subholding Pertamina) sejak tanggal 20 Januari 2020. Saat ini Fadli menjadi direktur di PT Pertamina Power Indonesia.

Fadli Rahman merupakan lulusan Ekonomi Mineral dan Energi Colorado School of Mines (CSM) pada tahun 2016 (gelar Ph.D) dan 2013 (gelar M.S), sebelumnya meraih gelar Bachelor of Science di ITB pada tahun 2007.

Menjadi Principal di Boston Consulting Group dari tahun 2016, sebelumnya Fadli Rahman juga dipercaya sebagai senior field engineer di Schlumberger tahun 2008 - 2011 dan reservoir engineer di Conoco Phillips pada tahun 2007 - 2008.

4. Arya Anugrah Pratama Kuntadi

anugrah pratama kuntadi rev1

Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk salah satu generasi milenial menduduki kursi komisaris di PT PGAS Solution. Sosok itu adalah Arya Anugrah Pratama Kuntadi yang ditunjuk jadi salah satu komisaris anak perusahaan PGN tersebut.

Kabar ini menunjukkan adanya porsi milenial di barisan komisaris perusahaan tersebut. Arya Kuntadi diangkat jadi Komisaris per 6 Oktober 2021 lalu. Hal ini diketahui dari unggahan akun resmi PT PGAS Solution, @pgn_solution.

Mengutip laman Linkedin-nya, Arya pernah bekerja di sejumlah perusahaan. Sejak 2010-2011 dia pernah bekerja sebagai Accounting di Freeport McMoran.

Sebelum diangkat sebagai komisaris PGN Solution, dia juga menjabat sebagai Business Support Manager di PT Putra Batumandi Petroleum. Jabatan itu diembannya sejak 2014 hingga saat ini.

Putra Batumandi Petroleum sendiri merupakan technical assistant contract (TAC) yang pernah melakukan kegiatan pengeboran sumur Batumandi B1 (BTM-B1) di kawasan Sumatera Utara sejak 1974-1975.

Saat itu ditemukan minyak sekitar 1.000 bph, namun tidak dilanjutkan. Baru pada Mei 2017 dialih kelolakan struktur tersebut kepada Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor hulu minyak dan gas (migas).

Arya sendiri lahir pada 27 Januari 1986 di Jakarta. Dia menempuh pendidikan S1 bidang keuangan, University of Washington. Kemudian, Masters of Public Policy di National Graduate Institutes of Policy Studies Tokyo pada 2009.

Dia juga tercatat aktif sebagai Ketua BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bidang Perhubungan dan BUMN. Selain itu, Arya juga menjadi anggota Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) bidang pendidikan.






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar