Ajak Pelajar Pahami Rekam Jejak Digital di Ranah Pendidikan, Kominfo Gelar Webinar di Siak

Webinar di Siak. (Kemenkominfo)

SIAK, INDOVIZKA - Para pengguna media digital mesti paham, setiap aktivitas digital yang memanfaatkan media digital akan meninggalkan rekam jejak digital (digital footprint). Unggahan foto, komentar, kunjungan di berbagai situs, hingga aktivitas berbagi pesan, akan tersimpan secara abadi di internet.

Untuk memberikan pemahaman terkait rekam jejak digital di ranah pendidikan, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau, akan menggelar webinar literasi digital untuk segmen pendidikan, Senin (1/4) pagi, pukul 09.00 WIB. Kegiatan ini akan diikuti oleh kalangan pendidik dan siswa dengan menggelar nonton bareng (nobar) di sejumlah sekolah di Kabupaten Siak.

Mengusung tema ”Rekam Jejak Digital di Ranah Pendidikan”, webinar rencananya akan menghadirkan tiga narasumber. Mereka adalah Kasubag Tata Usaha Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Riau Wildan, dosen praktisi bisnis digital Universitas Jambi Riyanto, musisi Rio Alief, dan Fitta Mamita selaku moderator.

”Webinar ini juga dapat diikuti gratis dengan cara mengisi link registrasi peserta di https://s.id/RegPendidikanSumatera0104. Selain mendapat e-sertifikat, panitia juga menyediakan hadiah e-money sebesar Rp 1.000.000.- untuk 10 peserta yang beruntung,” tulis Kemenkominfo dalam rilisnya kepada awak media, Minggu (31/3).

Terkait tema diskusi, Kemenkominfo menjelaskan, dunia digital yang memiliki jangkauan luas tak terbatas ruang dan waktu, sekaligus memberi peluang kepada siapa pun untuk melakukan apa pun berikut tujuannya.

”Harus diingat juga, setiap tindakan di media sosial dapat meninggalkan jejak digital yang dapat diakses orang lain. Apa pun informasi yang kita unggah, dapat dimanfaatkan oleh orang tak bertanggung jawab untuk berbuat jahat,” tambah Kemenkominfo dalam rilis.

Untuk diketahui, webinar seperti digelar di Kabupaten Siak ini, merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dihelat Kemenkominfo. GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital.

Hingga akhir 2023, tercatat sebanyak 24,6 juta orang telah mengikuti program peningkatan literasi digital yang dimulai sejak 2017. ”Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia sampai dengan akhir 2024,” tambah Kemenkominfo.

Tahun ini, program #literasidigitalkominfo mulai bergulir pada Februari 2024. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring seperti akademisi, perusahaan teknologi, serta organisasi masyarakat sipil, program ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.

”Program ini bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, kreatif, produktif, dan aman,” tutur Kemenkominfo.

Kecakapan digital warga masyarakat menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.

Hasil survei APJII juga menyebutkan, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 berada pada angka 79,5 persen. Ada peningkatan 1,4 persen dibandingkan dengan periode sebelumnya. Pada 2018, penetrasi internet Indonesia tercatat berada di angka 64,8 persen. ”Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023,” urai Kemenkominfo.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo. (*)






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar