Pilihan
Presiden Segera Keluarkan Perpres Media Sustainability
Senam Inhil Sumbang Medali Emas Perdana di Porprov X Riau
Efek Lain Covid-19, Bikin Pasien Halusinasi dan Mimpi Buruk
INDOVIZKA.COM - Virus Corona nyatanya tak hanya menyerang fisik penderitanya. Infeksi Covid-19 diketahui juga memiliki dampak negatif pada psikis pasein.
Menyadur The New York Times, survei baru-baru ini menunjukkan Covid-19 menimbulkan halusinasi dan mimpi buruk terhadap banyak pasien yang mendapat perawatan rumah sakit.
Kondisi itu diketahui turut berdampak pada proses pemulihan. Pasien juga disebut jadi rentan mengalami depresi dan masalah kognitif.
- 6 Manfaat Rebusan Daun Dibawah Ini Bisa Turunkan Gula Darah
- Dinkes Pekanbaru Anggarkan Layanan Kesehatan Doctor On Call
- Dinkes Inhil Gelar Pembekalan Kesehatan kepada 303 Calon Jama'ah Haji
- Dinkes Inhil Canangkan BIAN se-Kecamatan Tembilahan Hulu
- Menderita Jantung Bocor, Balita di Tembilahan Ini Butuh Bantuan
Kejadian yang dialami pasien Covid-19 bernama Kim Victory menjadi contohnya. Perempuan 31 tahun itu menyebut kerap berhalusinasi saat mendapat perawatan di rumah sakit.
Victory mengaku merasa lumpuh di tempat tidur, lalu dibakar hidup-hidup. Saat orang lain menyelamatkannya, dia tiba-tiba berubah jadi patung es di atas prasmanan sebuah kapal pesiar mewah.
Tak sampai di situ, kondisi disekelilingnya tiba-tiba berubah drastis. Dia entah kenapa secara ajaib berada di ruang percobaan sebuah laboratorium di Jepang.
Makin absurd, pandangannya kembali berubah membawanya dalam sebuah kondisi di mana dia tiba-tiba mendapat serangan dari kucing-kucing.
Halusinasi dan paranoid itu terjadi saat Victory mendapat perawatan Covid-19 di mana dia amat sulit bernafas. Kegelisahan itu bahkan sempat membuatnya melepas ventilator dan bahkan jatuh dari tempat tidur.
"Itu sangat nyata, dan saya sangat takut," kata Victory yang sekarang sudah kembali ke rumah di Franklin, Tenn.
Kondisi yang dialami Victory disebut dengan delirium rumah sakit. Fenomena itu biasanya dialami oleh pasien dengan usia lebih tua yang beberapa diantaranya mengalami demensia atau kepikunan.
Namun, Dr. E. Wesley Ely, co-direktur Critical Illness, Disfungsi Otak, dan Pusat Penyelamatan di Vanderbilt University dan Rumah Sakit Administrasi Veteran Nashville, menyebut virus Corona telah menghilangkan batasan usia.
Saat ini, pasien Covid-19 yang mengalami delirium datang dari berbagai usia. dari keseluruhan pasien, dua pertiganya mengalami kondisi psikologis itu.
Delirium dikatakan tidak hanya membuat pasien takut dan berpotensi mengalami depresi. Lebih dari itu, pasien akan lebih lama untuk sembuh dari Covid-19.
Bahkan, orang tua yang mengalami demensia, berpotensi untuk lebih cepat pikun apabila kerap mengalami delirium.
"Ada peningkatan risiko untuk defisit kognitif sementara atau bahkan permanen," kata Dr Lawrence Kaplan direktur psikiatri penghubung konsultasi di University of California, San Francisco Medical Center.
Berita Lainnya
Tekan Angka Stunting, Dinkes Inhil Bersama Puskesmas Mandah Lakukan Pelatihan Pemantauan Tumbuh Kembang Anak Bagi Kader dan Guru
Kasus Omicron di Malaysia Bertambah 11
Bersempena Hari Kesehatan Nasional, IBI Inhil Laksanakan Publikasi Stunting
Pengobatan Tradisional yang Telah Diakui WHO
13 Kasus Positif Baru di Pekanbaru, 4 di Antaranya dari Klaster BRI, 3 Pegawai Kecamatan Bukit Raya
Tambahan 225 Kasus Covid-19 di Riau, dan 3 Meninggal
Berapa Iuran BPJS Kesehatan 2022?
20 Pasien di Siak Dinyatakan Sembuh Covid-19
Pemerintah Gunakan AstraZeneca Sebagai Vaksin Booster Triwulan 1 Tahun 2022
Ini Daftar Imunisasi Wajib untuk Bayi
Data Diskes: 64 PDP Covid-19 di Riau Masih dalam Perawatan
5 Manfaat Nanas bagi Kesehatan Tubuh