Dinding Rumah Warga Langgam Retak, Sumur Mengering dan Makam Ambrol


PELALAWAN (INDOVIZKA) - Sejumlah bangunan rumah warga di Desa Padang Luas, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau retak-retak. Hal ini diduga akibat aktivitas pengeboran oleh salah satu perusahaan.

Tidak itu saja, sejumlah pemakaman warga di Tempat Pemakaman Umum (TPU) terlihat rusak, tanahnya pun amblas. Bahkan air milik warga setempat mulai menghilang. Peristiwa yang tidak diinginkan warga ini terjadi sejak dua pekan terakhir.

"Peristiwanya terjadi sejak dua pekan terakhir ini, patut diduga akibat getaran pengeboran gas oleh PT Gelombang Seismik (GSI) yang beroperasi di Kecamatan Langgam," terang Kepala Desa (Kades) Padang Luas, Munir yang dihubungi, INDOVIZKA.com, Senin (14/12/2020).

Untuk rumah yang mengalami keretakan kata Kades, belum didata berapa jumlahnya. Hanya saja rata-rata keretakan itu terjadi pada bagian dinding.

"Untuk rumah yang retak belum kita data berapa jumlahnya. Namun nyata dan ia mengalami keretakan pada bagian dinding," tegasnya.

Sementara untuk kuburan yang mengalami ambrol sebanyak 15 buah. Untuk kuburan yang ambrol ini baru diketahui, kata Kades ketika ada salah seorang warga setempat meninggal dunia lalu dikebumikan di TPU Padang Luas. "Di lokasi TPU dijumpai sejumlah kuburan ambrol, bahkan batu nisan ada yang patah-patah," paparnya.

Selain rumah retak-retak, pemakaman ambrol, juga cakap Kades Munir, air sumur bor warga menghilang. Dari data terbaru ada dua titik sumur bor sama sekali airnya tidak bisa lagi disedot. "Untuk air sumur bor ada di dua titik, satu milik warga dan satu lagi milik desa," tegasnya.

Kades menduga peristiwa ini disebabkan oleh pengeboran gas yang dilakukan PT GSI di Kecamatan Langgam. Bahkan pihaknya sudah memanggil pihak perusahaan dan pihak perusahaan datang ke Desa Padang Luas. "Ada kemarin itu, Humas ke GSI datang ke lokasi pada kesempatan itu melakukan pengecekan dan berjanji akan melaporkan ke atasan," pungkasnya.

Di tempat terpisah Humas PT GSI, Hasiholan Raja Gukguk, mengatakan bahwa pihaknya sudah mendapatkan laporan dari warga melaporkan ke tim perusahaan di lapangan ikhwal peristiwa yang terjadi.

"Laporan mereka sudah kami terima dan nanti akan ada tim kami yang akan melakukan pengecekan serta pemeriksaan perihal tersebut, bila dari hasil pengecekan tersebut dinyatakan benar maka akan segera kami ditindaklanjuti," terangnya.

Hanya saja ia membantah hal itu terjadi akibat pengeboran dilakukan PT GSI. "Jika karena pengeboran kami tidak mungkin bisa terjadi hal itu, karena kami mengebor hanya kedalaman maksimal 25 meter, dengan pipa yang kecil, setelah itu di tutup kembali. Jadi tidak mungkin mengakibatkan kuburan amblas dan sumur mengering," tandasnya.

Sebagai data tambahan, PT GSI ini merupakan salah satu mitra kerja PT EMP Bantu. Tugasnya adalah melakukan survei pengeboran Migas, di tiga Kabupaten di Riau, termasuk di Kabupaten Pelalawan.






Tulis Komentar