Pilihan
Presiden Segera Keluarkan Perpres Media Sustainability
Senam Inhil Sumbang Medali Emas Perdana di Porprov X Riau
Tol Layang Jakarta-Cikampek Bergelombang, Penjelasan Kemenhub Kok Begini?
JAKARTA - Kementerian Perhubungan menjamin jalan tol layang Jakarta-Cikampek atau tol elevated aman untuk dilalui walaupun masih terasa bergelombang.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR dan PT Jasa Marga Tbk. sebagai operator agar kecepatan yang disarankan antara 60 km per jam - 80 km per jam.
"Saya sudah koordinasi dengan Dirjen Bina marga, expansion joint itu sambungan jembatan satu dengan yang lain disambungan itu harusnya langsam ya, enggak terasa lah. Nah, sekarang ini masih belum sempurna, tapi Dirjen Bina Marga mau memperbaiki itu dalam waktu dekat," paparnya, baru-baru ini.
Sebenarnya, dia menegaskan saat melalui jalan tol layang, expansion joint setiap 180 meter tersebut, membuat perjalanan sedikit bergelombang dapat berfungsi layaknya polisi tidur. Dengan begitu, ketika merasa mengantuk akan diingatkan oleh sambungan tersebut.
Namun, Budi mengingatkan bahwa kecepatan maksimal harus berada di bawah 80 km per jam, karena ketika terlalu cepat, lompatan yang diakibatkan sambungan tersebut dapat membuat kehilangan kendali dan membahayakan.
Di sisi lain, sambungan yang belum dilapisi tersebut hanya ada di beberapa titik, artinya akan terus diperbaiki sehingga perjalanan menjadi lebih mulus dan nyaman.
Hal tersebut sekaligus menjawab viralnya video pengguna tol yang melonjak-lonjak saat melalui tol layang. Pun demikian dengan foto viral tol layang Japek yang bergelombang. "Tidak ada yang bergelombang kok, itu di media sosial, enggak ada. Itu ekstrem saja masyarakat," imbuhnya.
Kendati demikian, dia mengakui testimoni beberapa pengguna jalan mengeluhan perjalanan yang tidak mulus akibat expansion joint. "Tapi kalau saya dalam keadaan mengantuk enak juga tuh, kaya pita gaduh, kayak dibangunkan gitu," selorohnya.
Secara teknis pembangunan tol layang Japek memang terdapat perbedaan tinggi dari masing-masing tiang, ketinggian tersebut menyesuaikan dengan keadaan lingkungan, baik karena ada jembatan lain atau sambungan lintas rel terpadu (LRT) Jabodebek.
"Kalau menurut saya enggak terlampau tinggi banget lah perbedaannya. enggak begitu terasa, itu yang ekstrim di media sosial saja," katanya, dilansir bisnis. (*)
Berita Lainnya
Masnur: Saya Meneteskan Air Mata ketika Golkar di Riau Tumbang
Angka Positif Covid-19 di Riau Kembali Meningkat, Presiden Tegur Gubernur Riau
Bukan Untuk Ujaran Kebencian, DPR Siap Revisi UU ITE
Danrem 061 Surya Kencana Brigjen TNI Achmad Fauzi Ancam Bubarkan Ceramah Bahar Smith jika...
Polda Riau Tetapkan 81 Tersangka dan Tangani 74 Kasus Karhutla Tahun 2019
Pemerintah Disebut Bisa Menaikkan Cukai Rokok Hingga 45 Persen
Enam Warga Riau yang Sudah Diobservasi Tetap Diawasi
Ini Daftar Komisioner KPU dan Anggota Bawaslu Terpilih 2022-2027
Juara Panjat Tebing Diberi Hadiah Rp95 Ribu, Bupati Pandeglang Minta Maaf
Pemerintah Cairkan BLT UMKM Rp2,4 Juta Tahap II Pekan Ini
Jangan Terjebak, Ini Cara Bedakan Pinjol Legal dan Ilegal
KPK Tegaskan Pengembalian Uang Korupsi Tak Hapus Pidana