BPOM Belum Bisa Buktikan Vaksin Ampuh pada Varian Baru Corona

Juru bicara vaksinasi Covid-19 dari BPOM, Lucia Rizka Andalusia. (Foto: Dok. KPC PEN)

(INDOVIZKA) - Juru bicara vaksinasi Covid-19 dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Lucia Rizka Andalusia menyatakan hingga saat ini pihaknya belum dapat memastikan bahwa vaksin bisa mencegah seseorang kebal terinfeksi varian baru virus corona.

Menurut Rizka, pihaknya belum melakukan penelitian tersebut. Dia mengatakan selain karena baru ditemukan di beberapa negara di Eropa dan Afrika, varian baru Covid-19 juga belum banyak ditemukan di Indonesia.

"Kita tidak bisa mengatakan bahwa ini benar-benar ampuh terhadap semua strain, selama kita tidak mempunyai pembuktian dari suatu uji klinik," kata dia dalam jumpa pers daring, Kamis (25/3).

"Tapi kita tahu, ini virus baru. Sementara strain virus yang baru, yang terdeteksi di UK, dan beberapa daerah di Afrika itu saat ini ke Indonesia juga baru ditemukan beberapa orang," imbuhnya.

Meski demikian, Rizka menyebut pemerintah melalui Kementerian Kesehatan masih melakukan penelusuran terkait potensi penyebaran virus tersebut. Dia pun menyebut bahwa pihaknya masih terus mengukur efikasi atau akurasi vaksin terhadap varian baru corona.

Namun, katanya, mengutip hasil laporan yang diterima organisasi kesehatan dunia (WHO), sejumlah jenis vaksin seperti AstraZeneca diketahui cukup memiliki tingkat efikasi yang tinggi untuk mencegah infeksi corona varian baru.

Uji coba tersebut telah dilakukan WHO di sejumlah negara dengan tingkat penyebaran corona baru yang cukup tinggi seperti di Afrika.

"Dari data yang disampaikan ke WHO, bahwa vaksin tersebut masih memiliki potensi untuk mencegah ya, orang yang terinfeksi virus dengan strain yang baru. Tetapi memang sudah dideteksi penurunan efikasinya. Jadi ini kita harus amati terus," katanya.

Rizka menyatakan hingga saat ini penelitian terhadap vaksin belum ada yang final. Dia mengatakan pemerintah pun masih melakukan penelitian untuk mengukur akurasi atau efikasi vaksin.

"Jadi kita masih terus berkembang. Penelitian semua vaksin belum ada yang selesai. Apakah itu Pfizer, AstraZeneca, Sinovac belum ada yg selesai. Semua terus berkembang," katanya.






Tulis Komentar