Pilihan
AWG Kibarkan Bendera Indonesia-Palestina di Gunung Raung
Pulanglah, Ali…
Pengimbasan RBD Berjalan Baik
Disdukcapil Pelalawan Jemput Bola Layanan Administrasi Kependudukan
Ironi Negeri Kaya Minyak, 16.275 Balita di Riau Menderita Stunting
INDOVIZKA.COM- Provinsi Riau yang dikenal sebagai daerah penghasil minyak dan gas serta perkebunan kelapa sawit terluas, ternyata tidak menentukan masyarakatnya sejahtera. Buktinya masih ada ribuan balita di daerah ini menderita gizi buruk kronis hingga menyebabkan stunting.
Berdasarkan data yang dihimpun di Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau, tahun 2019 jumlah balita penderita stunting di Riau mencapai 16.275 orang.
Angka tersebut bisa saja bertambah, jika seluruh balita di Riau dilakukan pengecekan kecukupan gizinya. Pasalnya angka 601 ribu balita di Riau, belum semua dilakukan pengecekan oleh dinas terkait.
- 6 Manfaat Rebusan Daun Dibawah Ini Bisa Turunkan Gula Darah
- Dinkes Pekanbaru Anggarkan Layanan Kesehatan Doctor On Call
- Dinkes Inhil Gelar Pembekalan Kesehatan kepada 303 Calon Jama'ah Haji
- Dinkes Inhil Canangkan BIAN se-Kecamatan Tembilahan Hulu
- Menderita Jantung Bocor, Balita di Tembilahan Ini Butuh Bantuan
Kepala Diskes Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan dari total 601 ribu bayi yang ada di Riau, baru sebanyak 149.280 balita yang sudah dilakukan pengukuran berdasarkan ukuran Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM).
"Artinya masih ada 451.720 balita yang belum sempat dicek gizinya. Jadi baru 24,8 persen yang baru diukur, atau baru seperempatnya," katanya, Ahad (12/1/2020) lalu.
"Dari hasil pengecekan itu, hasilnya ada sebanyak 16.275 balita yang mengalami stunting karena tinggi badannya tidak sesuai usia atau 10,9 persen," sambungnya.
Mimi menyampaikan, tahun 2020 ini baru ada lima kabupaten yang menjadi fokus penanganan intervensi stunting di Riau. Diantaranya Rokan Hulu, Kampar, Meranti dan Rokan Hilir.
"Memang target kita di tahun 2021 semua kabupaten kota di Riau bisa kita masukkan ke dalam lokus penanganan intervensi stunting di Riau," ungkapnya.
Dia mengakui, angka kasus stunting di Riau masih terbilang cukup tinggi, untuk itu pihaknya mengajak masyarakat Riau untuk lebih memperhatikan asupan gizi yang dikonsumsi oleh keluarga, khususnya ibu hamil dan bayi.
"Stunting ini terjadi diakibatkan pola makan yang tidak sehat dan tidak teratur, sehingga bayi kekurangan gizi," paparnya.
Karena itu, Mimi menyarankan agar ibu hamil juga mengkonsumsi tablet tambah darah, sehingga saat bayi masih berada di dalam kandungan bisa tercukupi asupan gizinya.
.png)

Berita Lainnya
Cara BNPB Kelola Data Kasus Covid-19 dari Berbagai Daerah
Tim Advokasi Vaksin IDI Dukung Vaksinasi untuk Anak 6-11 Tahun
Tak Ingin Langgar PPKM, Rais Aam PBNU Sebut Kemungkinan Muktamar NU Dimajukan
Penyelesaian Stunting Butuh Dukungan dari Seluruh Pemangku Kepentingan
Riau Nihil Kasus Baru, Ini Sebaran Kasus Corona di 34 Provinsi
Tips Mudik Aman dan Tetap Sehat
Miris, Kondisi Pustu Desa Sungai Lokan Enok Memprihatinkan
Pasien Corona di Riau Nambah Satu dari Warga Natuna, Total 118 Kasus
Update Perkembangan Covid-19, 1 April 2020 di Inhil
Hari ini, Positif Covid-19 di Inhil Kembali Bertambah 14 Orang
6 Manfaat Teh Daun Pandan untuk Kesehatan Tubuh
Data Satgas Covid-19: sudah 428 Warga Riau Meninggal Dunia karena Corona