Atlet PON Riau Masih Keluhkan Makanan Tak Sesuai Standar

Pasca Kunjungan KONI Riau, Atlet Masih Keluhkan Makanan Tak Sesuai Standar

PEKANBARU, (INDOVIZKA)- Kunjungan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) ke Hotel Labersa sebagai tempat pemusatan latihan atau Training Centre (TC) guna meninjau kondisi makanan atlet Sabtu (11/9/2021) lalu nyatanya tak merubah keadaan. Makanan yang diberikan kepada atlet dinilai masih tetap tidak mencukupi standart untuk atlet.

Untuk menu hari ini saja, Ahad (12/9/2021), menu makanan atlet angkat berat adalah ayam semur, ikan sambal tongkol, tempe goreng, gulai pucuk ubi dan 1 buah jeruk berukuran kecil.

Menu ini terlihat memang banyak, namun bagi atlet angkat berat menu ini masih jauh dari kata cukup. Hal ini karena atlet angkat berat membutuhkan asupan protein yang lebih banyak dibandingkan dengan atlet lainnya.

Salah seorang atlet yang saat ini menjalani TC di Labersa, SR, mengatakan bahwa sejak pertama mengikuti TC, untuk menu yang disiapkan memang masih jauh dari standar.

"Saya kebetulan masuk TC ini sejak hari Selasa lalu, dan sampai saat ini menu makanan yang disiapkan panitia masih sangat jauh dari yang kami butuhkan," ujar SR.

Ia mengatakan dirinya bersama atlet yang lain bahkan sudah berulangkali menyampaikan keluhan ini baik kepada pelatih maupun langsung kepada panitia. Namun hasilnya memang sampai saat ini belum ada perubahan sama sekali.

"Walau kemarin KONI datang ke sini tapi tak juga ada perubahan. Makan malam ini sangat jauh. Ayam satu potong, ikan tongkol sepotong sama gulai pucuk ubi. Kalau di cabang kami ini sangat jauhlah," cakapnya.

Dirinya juga membandingkan kondisi TC PON Papua ini dengan saat TC PON Jabar. Karena dulu saat PON Jabar memang sempat ada protes, namun hanya sekali saja. Setelah itu diakui mereka, menu makanan di TC PON Jabar itu sangat enak dan memenuhi standar.

"Tapi kalau sekarang, dari awal masuk sampai sekarang kami terus protes. Tapi nyatanya tak ada perubahan. Kami sudah lapor ke pelatih, pelatih juga sudah mengupayakan lapor juga ke panitia tapi ya tetap tak ada perubahan. Bahkan kami sudah melapor juga ke Pak Plt (Ketua KONI Riau) dan kabarnya juga sudah disampaikan ke bagian konsumsi namun ya sama saja," ucapnya.

Diceritakan SR lagi, dirinya bersama atlet yang lain juga sudah melapor langsung ke bagian konsumsi dan menjelaskan cabang angkat berat ini berbeda dengan cabang yang lain. Atlet angkat berat tak harus banyak makan nasi, namun lauknya harus banyak untuk memenuhi kebutuhan protein. Saat itu mereka dijanjikan akan ditambah untuk lauknya.

"Nah yang lucunya, pagi setelah kami protes menunya bukan bertambah malah berkurang. Sarapan pagi itu biasanya ada telur, roti dan susu. Nah rupanya pagi itu hanya ada roti dan telur, susunya hilang. Setelah itu untuk menu siangnya malah makan mengerikan. Lauk daging rendangnya hanya sebesar ruas jari saja sama ikan patin kalau tidak salah. Mana masuk menu kayak gitu untuk kami. Darimana kami dapat tenaga kalau makanannya kayak gitu? Itu besi yang diangkat ratusan kilo, kami juga pakai suplemen. Kalau kami makanannya kayak gitu, dihantam suplemen badan kami sama saja kami cari penyakit," keluhnya dilasir dari cakaplah.com.

Padahal lanjut SR, atlet-atlet ini diberikan target untuk PON nanti. Tapi permintaan makanan yang mencukup saja tidak terpenuhi. Bagaimana latihan bisa maksimal. Sedangkan untuk latihan itu pagi dan sore.

"Sebenarnya kami juga sudah lelah untuk terus melapor. Konsentrasi latihan juga terganggu. Apalagi latihan kami ini sudah 90 persen ke atas. Pokoknya sedih sekalilah, dari awal masuk makanan kami ya kayak begini," jelasnya.

Dirinya berharap agar kondisinya bisa segera berubah dan mereka bisa mendapatkan makanan yang sesuai dengan standar.

"Karena kami juga di sini latihan penuh dengan semangat. Jika makanan yang disispkan sesuai standar, maka tentu latihan kami juga semakin semangat dan bisa maksimal," sebutnya.

Sementara itu Juru Bicara Satgas Pelatda Helmi Burman saat dikonfirmasi CAKAPLAH.COM kembali mengaskan bahwa pihaknya sudah menyerahkan kontrak atlet ini kepada pihak manageman hotel. Karena dalam kontrak yang sudah disepekati, anggaran sudah masuk untuk kamar dan juga konsumsi.

"Mungkin anggaran tidak sesuai atau seperti apa kita tidak tahu juga ini. Namun kita selalu berusaha untuk selalu mengkomukasikan hal itu. Dan mungkin dengan harga yang sudah disepakati, hanya itulah menunya. Kita juga tak bisa mau ngomong apa lagi," ungkapnya.

Diakui Helmi, untuk anggaran Fullboard (paket menginap dan makan atlet,red) memang sangat murah. Dan kondisinya untuk makanan atlet ini memang semua sudah diserahkan kepada pihak hotel. "Jadi memang setiap Cabor itu berbeda, untuk itu harus dikoordinasikan dengan baik-baik," ungkapnya.

Disinggung soal banyaknya atlet yang sudah melakukan koordinasi dengan pihak panitia namun tak ada perubahan, Helmi mengatakan untuk kemampuan saat ini ya memang seperti itu. Bahkan pihak panitia sudah ada yang sampai mengeluarkan uang pribadinya untuk kepentingan ini.

"Jadi kondisinya memang seperti itu. Ini semuanya memang sudah diserahkan semuanya kepada pihak Hotel," pungkas mantan anggota DPRD Riau itu.***






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar