Pilihan
Presiden Segera Keluarkan Perpres Media Sustainability
Senam Inhil Sumbang Medali Emas Perdana di Porprov X Riau
Varian Omicron Disebut Tidak Miliki Gejala Berbeda Dibanding Varian Lain
JAKARTA (INDOVIZKA) - Kemunculan varian baru COVID-19 yaitu varian Omicron telah menimulan banyak kecemasan. Banyak orang bertanya-tanya apakah terdapat perbedaan antara gejala varian baru ini dengan varian-varian sebelumnya.
Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah, mengatakan, tidak ada perbedaan gejala yang dialami pasien terinfeksi Omicron dengan varian Covid lainnya.
Temuan ini berdasarkan laporan awal dari Afrika Selatan, negara yang mendeteksi Omicron pertama kali.
- 6 Manfaat Rebusan Daun Dibawah Ini Bisa Turunkan Gula Darah
- Dinkes Pekanbaru Anggarkan Layanan Kesehatan Doctor On Call
- Dinkes Inhil Gelar Pembekalan Kesehatan kepada 303 Calon Jama'ah Haji
- Dinkes Inhil Canangkan BIAN se-Kecamatan Tembilahan Hulu
- Menderita Jantung Bocor, Balita di Tembilahan Ini Butuh Bantuan
"Mirip-miriplah dengan varian yang sudah ada dan juga ditemukan beberapa individu yang asimtomatik, tidak punya gejala sama sekali," katanya dalam talkshow Analisis Gelombang ke-3 COVID-19 di Indonesia beberapa waktu lalu.
Dewi menyebut bahwa Omicron sudah ditetapkan sebagai variant of concern (VoC) oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Penetapan VoC ini biasanya berdasarkan tiga indikator.
Pertama, varian tersebut meningkatkan angka penularan virus Corona secara epidemiologi. Kedua, meningkatkan perubahan gejala penyakit. Ketiga, menurunkan efektivitas usaha kesehatan publik, pengobatan, dan alat diagnostik yang saat ini tersedia.
Varian Omicron Lebih Cepat Menular
Menurut Dewi, Omicron kemungkinan lebih cepat menular dibandingkan varian Delta. Sebab, berdasarkan sebaran kasus di Afrika Selatan, Omicron mendominasi dibandingkan varian lainnya. Padahal, Omicron baru teridentifikasi pada 9 November 2021.
Sementara untuk karakteristik resistensi terhadap vaksin, belum diketahui. Saat ini, sejumlah peneliti masih mengkaji potensi Omicron terhadap vaksin.
"Efek resistensinya terhadap vaksin masih belum diketahui. Namanya juga masih baru," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan, kemungkinan besar penyebab munculnya varian Omicron karena sebagian besar warga Afrika Selatan penderita HIV (human immunodeficiency virus).
"Jadi, kasus terjadinya varian baru ini didapatkan pada orang dengan status HIV yang belum mendapatkan vaksinasi dan juga sudah mendapatkan vaksinasi," katanya dalam konferensi pers Peringatan Hari AIDS Sedunia 2021 pada Senin (29/11).
Omicron bukan varian COVID-19 pertama yang berasal dari Afrika Selatan. Sebelumnya, Afrika Selatan pernah mendeteksi varian Beta atau B.1.351 yang mampu menurunkan efikasi vaksin.
Varian Beta bahkan sudah merebak di Indonesia. Data Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan 13 November 2021, kasus varian Beta di Tanah Air sebanyak 22.
"Ini hampir seperti kondisi varian yang kita tahu berasal dari Afrika Selatan yaitu varian Beta," pungkasnya.
Berita Lainnya
Suspect Corona, Warga Asal Inhu Dirujuk ke RSUD Puri Husada Tembilahan
Cerita Pilu Pernikahan, Puluhan Tamu Pesta Terjangkiti Virus Corona
Dinkes Inhil Komitmen Berikan Pelayan Kesehatan Kepada Ibu Hamil
Ahli Rekomendasikan Skrining Kanker Payudara di Usia 40 Tahun
Ini Perkembangan Pembuatan Vaksin Covid-19 Indonesia
Jangan Panik, Begini Cara Mengatasi Omicron di Rumah
Dinkes Inhil Ikuti Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Gerakan Pengukuran Dan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting Provinsi Riau
RSUD Puri Husada Tembilahan Pasang Alat PCR Swab Covid-19
Progres Vaksinasi Lansia di Provinsi Riau Baru 2 Persen
Bersama KDDI Dinkes Inhil Laksanakan Sosialisasi Pentingnya Donor Darah
Mitos Mitos dan Fakta Berjemur Bisa Cegah Virus Corona
Gesa Vaksinasi di Daerah, Diskes Minta Peminat Vaksin Booster Moderna Bersabar