Pilihan
AWG Kibarkan Bendera Indonesia-Palestina di Gunung Raung
Pulanglah, Ali…
Pengimbasan RBD Berjalan Baik
Disdukcapil Pelalawan Jemput Bola Layanan Administrasi Kependudukan
Epidemiolog Ingatkan Bahaya Omicron bagi Orang yang Belum Divaksin
JAKARTA (INDOVIZKA) - Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, meluruskan informasi mengenai Covid-19 varian Omicron yang dianggap bergejala ringan. Menurutnya, Omicron yang merupakan mutasi dari virus asalnya SARS-CoV-2, itu bukan berevolusi menjadi melemah
"Jangankan SARS-CoV-2, virus HIV saja yang sudah lama masih tetap kuat, bahkan obatnya banyak yang resisten atau kebal dan menimbulkan kematian," ujar dia saat dihubungi pada Kamis, 3 Februari 2022.
Dia menjelaskan bahwa varian Omicron ini datang di situasi yang berbeda dengan Delta. Saat varian Delta datang, kata dia, vaksinasi baru dimulai di banyak negara, dan data secara global saat itu cakupan vaksinasinya di bawah 10 persen. "Banyak negara yang belum vaksinasi."
- 6 Manfaat Rebusan Daun Dibawah Ini Bisa Turunkan Gula Darah
- Dinkes Pekanbaru Anggarkan Layanan Kesehatan Doctor On Call
- Dinkes Inhil Gelar Pembekalan Kesehatan kepada 303 Calon Jama'ah Haji
- Dinkes Inhil Canangkan BIAN se-Kecamatan Tembilahan Hulu
- Menderita Jantung Bocor, Balita di Tembilahan Ini Butuh Bantuan
Sekarang ketika November 2021 Omicron muncul, dunia itu sudah mendekati 50 persen vaksinasi global, jauh dua kali lipat daripada Delta datang. Ketika Delta menyerang Indonesia, banyak orang yang belum divaksin dan terinfeksi tanpa menyadarinya, khususnya kelompok dewasa muda.
"Mereka mendapat kekebalan walaupun tidak sekuat divaksinasi, tapi sebagian dari mereka yang mengalami itu, lebih kuat imun," kata Dicky.
Sehingga saat Omicron datang menimpa orang tersebut sudah mempunya bekal kekebalan, bahkan membuat 90 persen pasien memiliki gejala ringan atau tidak bergejala. Jadi, yang perlu diketahui adalah vaksin merupakan hal yang sangat penting.
"Karena pada negara-negara yang dalam kaitan staus imunisasinya kurang, dampak Omicron ini tidak ringan," tutur Dicky.
Di Amerika dan Eropa, Dicky mencontohkan, Omicron menyerang lansia atau orang yang usia vaksinasi dosis keduanya 6 bulan, termasuk pada kelompok anak-anak yang belum divaksin. Bahkan rekor-rekor baru baik infeksi hunian rumah sakit maupun kematian itu dicetak Omicron, di negara-negara tersebut.
Menurutnya, orang sering kali jika bicara keparahan itu bisa dilihat dari dua hal yaitu, hunian rumah sakit di ICU dan indikator kematian. "Kalau lihat, itu parah sekali Omicron. Ini sebagai gambaran," katanya lagi.
Contoh lainnya, di Queensland, Australia, selama dua tahun pandemi peningkatan angka hunian rumah sakit bahkan tidak ada dalam satu bulan sebelum Omicron muncul. Bahkan total kematian dua tahun pertama pandemi sampai Delta muncul hanya 10 kematian, tingkat hunian di ICU ada tapi di bawah 20, dan total infeksi selama dua tahun juga masih di bawah 1.000.
Begitu Omicron datang, Dicky berujar, hunian rumah sakit ada terus. Sekarang sehari 5 dan kalau dijumlah bisa jadi banyak, kematian yang tadinya 10 dalam dua tahun sekarang bisa dicapai sehari. Dan juga yang tadinya infeksi pada anak yang tidak ada, saat Omicron muncul sekarang ada.
"Ini menegaskan Omicron ini bukanlah satu varian yang ringan. Kalau dibandingkan, riset menunjukkan bahwa Omicron lebih liar daripada virus awal yang di Wuhan. Banyak kematian yang disebabkan Omicron, dua kalinya dari virus dari Wuhan," tutur Dicky.
.png)

Berita Lainnya
ASN Dilarang Cuti di Hari Libur Nasional, Wagub: Cegah Klaster Covid-19 Baru
Air Kelapa untuk Asam Lambung, Apakah Bisa?
Update 13 September: 212 Kasus Positif Covid-19 di Riau, 8 Pasien Meninggal Dunia
Warga Sungai Rawa Positif Covid-19, Pasien Diisolasi di RSUD Tembilahan
Hari ini, 4 Pasien Positif Covid-19 di Inhil Sembuh
Besok Seluruh Puskesmas di Riau Gelar Vaksin Polio
Dinkes Inhil Salurkan Bantuan Untuk Anak Stunting
Data Terkini Posko Gugus Tugas Covid-19 Inhil, OPD 3.260 dan PDP 5 Orang
Gencar Lakukan Intervensi Stunting, Puskesmas Sungai Iliran Kunjungi Rumah Balita
Prevelensi Stunting di Kelurahan Concong Luar Catat 5 Kasus Periode 2022-2024
DPKH Riau Vaksinasi Rabies Masal Hewan Peliharan di Inhil
Prevelensi Stunting di Desa Tegal Rejo Jaya Tunjukkan Fluktuasi yang Signifikan