Heboh Ada Warga Positif Covid-19, Ini Kata Kadiskes Meranti

Kadis Kesehatan Meranti dr Misri Hasanto Sosialisasi Covid19 di Pelabuhan Tanjung Harapan

MERANTI - Persoalan heboh dan menjadi keresahan dikalangan masyarakat dan pengguna medsos dibantah oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Meranti.

Covid-19 atau virus corona yang sangat maraknya dibelahan dunia menjadi musuh bersama. Hingga saat ini masih mencari solusi dan penawar atas musuh bersama itu.

Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Meranti sekaligus merangkap Ketua tim terpadu Covid-19 dr Misri Hasanto MKes, ia membantah persoalan yang cukup heboh oleh para pengguna medsos menurutnya, untuk memastikan seseorang itu positif atau tidak, tidak seperti membalikkan telapak tangan.

"Kita menunggu hasil resmi dari dokter yang memeriksa, karena prosedur yang dilakukan hari ini sesuai dengan protokol atau setandar operasional yang berlaku dan proses ini sedang berjalan," kata Misri kepada Riaulink.com, Kamis (9/4/2020) malam lewat Pesan WhatsApp. 

Lebih jauh dikatakannya, perlu dilakukan uji laboratoturium dan hasil tersebut belum ada baik positif maupun negatif. Pertama orang dengan resiko (ODR), dan ODR tersebut setiap orang yang baru pulang dari darah yang berjangkit berkurun waktu dalam dua minggu. Baik itu TKI atau Jakarta dan Daerah-daerah yang sudah terdeteksi positif.

"Ada atau tidak ada tidak ada itu orang dengan resiko namanya, makanya TKI Kita termasuk ODR bahkan wartawan dan tim medis karena, hampir setiap waktu Kita berhubungan dan berinteraksi dengan siapa saja dan termasuk saya sendiri," terang Misri lagi.

Kemudian sebut Misri lagi, sehingga dari ODR naik setatusnya menjadi Orang Dalam Pemantauan (ODP) jika ada gejala dan keluhan termasuk demam, batuk, filek dan lain-lain.

"ODP ini ada dua kriteria, untuk membuktikan orang yang bergejala tadi maka dilakukan pemeriksaan lain Di RSUD rontgent paru-paru karena virus tersebut menyerang paru-paru manusia dan untuk membuktikan ada atau tidaknya dalam tahap awal rongent," jelasnya.

Ia juga mengatakan, rapid test tersebut adalah penunjang dan penunjang itu bisa dipercaya dan bisa juga tidak.

"Contoh, ada orang hamil datang ke saya lalu saya periksa test pack nama alatnya ternyata positif, pertanyaannya adalah positifkah orang tersebut hamil? tidak karena ada orang diperiksa dengan alat tersebut tidak positif bahkan terkadang ada juga sebaliknya, guna alat tersebut untuk mengecek anti body hormon gonado tropin namanya.

Dirinyapun mengatakan, virus itu diketahui saat diuji di laboraturium baru sah dan positif atau sebaliknya. Proses perjalanan virus tersebut bisa melalui mata, hidung dan sesuatu yang dipegang oleh si positif lalu dipegang oleh orang lainnya.

"Saya mengimbau bagi pengguna medsos untuk lebih hati-hati, jangan sampai menyebar berita-berita hoax karena hal itu bisa masuk ke ranah hukum dan tak mustahil akan diproses oleh yang berwajib," tutupnya. (Aldo)






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar