Pilihan
AWG Kibarkan Bendera Indonesia-Palestina di Gunung Raung
Pulanglah, Ali…
Pengimbasan RBD Berjalan Baik
Disdukcapil Pelalawan Jemput Bola Layanan Administrasi Kependudukan
Dewan Inhil Desak Dinsos Pending Penyaluran BST Tahap II
INDOVIZKA.COM - Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Inhil desak Dinas Sosial (Dinsos) untuk mempending penyaluran dana penerima Bantuan Sosial Tunai (BST) tahap II di Negeri Seribu Parit ini.
Hal ini disampaikan Samino saat memimpin Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Dinas Sosial Inhil terkait polemik Bantuan Sosial Tunai (BST) di ruang rapat Komisi IV DPRD Inhil, Rabu (27/5/2020) pagi.
"Kita minta dipending dulu penyaluran BST ini sampai datanya sudah tepat. Kita harus tegas agar tidak semrawut. Kalau sudah datanya fix, baru kita kirim kembali ke Pusat," kata Samino, Ketua Komisi IV DPRD Inhil ini.
- Banjir Setiap Tahun di Pelalawan, DPRD Riau Minta Pemerintah dan PLN Bertindak
- Pemprov Riau Diminta Serius Berantas Judi Online
- APBD 2025 Diisukan Defisit, Fraksi PKB: Tak Masalah Jika Demi Kepentingan Masyarakat
- Tabligh Akbar di Tembilahan, UAS Sampaikan Dukungan untuk Paslon Bermarwah dan Fermadani
- Targetkan Rampung Akhir November, DPRD Riau Percepat Pembahasan RAPBD 2025
Bantuan Sosial Tunai (BST) adalah bantuan yang bersumber dari Kementrian Sosial Republik Indonesia yang akan diberikan kepada masyarakat berdasarkan pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).
Penyaluran BST di Inhil memang menimbulkan banyak persoalan. Polemik yang muncul di tengah masyarakat yakni tidak sinkronnya data penerima yang keluar di Dinas Sosial dengan data yang diajukan oleh pihak desa/kelurahan.
Oleh karenanya, dewan meminta penjelasan dari pihak Dinas Sosial mengenai data masyarakat penerima bantuan.
"Dari 17 ribu penerima BST yang dianggap data rill nyatanya tidak diferivikasi dengan tepat. Ini kelemahan kita, banyak yang tidak layak menerima malah dapat bantuan makanya jadi polemik di tengah masyarakat," imbuh Samino, yang didampingi Wakil Ketua Komisi IV DPRD Inhil Padli Sofyan.
Polemik mengenai penerima bantuan tersebut harus ditelusuri dari akarnya, karena menurut Samino, setiap data yang muncul di pusat tentu ada sumber dari bawah yang menjadi acuan.
"Data ini harus segera dievaluasi. Jangan sampai data yang diterima dari Pusat tidak sesuai lagi, padahal data itu dari bawah. Verifikasi yang lebih tepat itu dari RT/RW karena mereka yang tau kondisi warganya," harapnya.
Beberapa persoalan yang diterima anggota DPRD di lapangan adalah tumpang tindih data antara penerima BST dengan PKH dan BLT hingga penerima bantuan yang tidak tepat sasaran.
"Ada PNS yang dapat, ada juga suami istri, warga yang sudah meninggal hingga anggota dewan. Ini kan bermasalah, akhirnya RT RW didemo masyarakat. Kasian mereka," kesal Samino.
.png)

Berita Lainnya
Ketua Komisi II DPRD Kampar Soroti Program JKN KIS dan Insentif Nakes Daerah Terpencil
Kuasa Hukum Aldiko Jelaskan Status Gugatan ke Mahkamah Partai PKB
Pasal Pendidikan Masuk Klaster Kemudahan Berusaha, Ini Tanggapan Anggota Baleg DPR RI Abdul Wahid
Skandal Pemerasan SYL: Ketua KPK Firli Bahuri Tersangka
Dewan Inhil Pertanyakan Rekrutmen Ulang Pendamping DMIJ 2024
Komisi I DPRD Provinsi Riau Gelar Raker Bersama BKD
Pernah Hadir Urusan Krusial Soal Pendidikan, Komisi V DPRD Riau Sentil Plt Kadisdik Riau
Wakil Ketua DPRD Riau Tinjau Posko Mudik Lebaran Idul Fitri 1443 H
Skandal Pemerasan SYL: Ketua KPK Firli Bahuri Tersangka
Terkait Laka Lantas yang Melibatkan PT Vadhana, Syafroni Untung Minta Ketua DPRD buat Rapat Lintas Komisi
Soal Tunda Bayar, Dewan Inhil Kesalkan Sikap Pemprov dan Pusat Tidak Konsisten
Abdul Wahid Serahkan 667 Paket Mesin Berbahan Bakar Gas untuk Nelayan Kampar