Mengaku Kenal Dekat, Anak Buah Prabowo ini Tidak Percaya Munarman Terafiliasi Dengan ISIS

Anggota Komisi III DPR RI Habiburokhman. Foto : Oji/Man

JAKARTA (INDOVIZKA) - Anak buah Prabowo Subianto di Komisi III DPR Habiburokhman yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini mengaku mengenal dekat sosok dari Mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman sejak tahun 1990-an.

Ia tidak percaya jika Munarman disebut terafiliasi dengan kelompok militan ekstremis ISIS. Hal itu diungkapkannya dalam diskusi virtual, Minggu (14/2/2021) di Jakarta. Menurut Habiburokhman, Munarman sangat berbeda dengan kelompok ISIS. Sebab, Munarman cenderung bersuara di muka umum dan tidak melakukan kekerasan.

"Tidak percaya, karena saya sangat mengenal Munarman. Cara berjuang Munarman jauh dengan yang dilakukan ISIS. Beliau terbiasa berjuang di area terbuka, area terang benderang, tidak melakukan kekerasan dan lain sebagainya yang menjadi ciri dari ISIS," ungkapnya.

Ditegaskannya terkait 2 video berbeda yang viral di tengah masyarakat, tidak dapat dijadikan sebagai indikasi untuk menyatakan Munarman terafiliasi dengan ISIS.

Video pertama berjudul "Waspada !!! Munarman pernah baiat ke isis?" beredar di YouTube. Pada video itu menunjukan rekaman acara Tabligh Akbar dengan tema "Syariat Islam Sebagai Solusi Terbaik Negeri Idaman Harapan Umat". Terpampang spanduk bertuliskan nama Ustaz Munarman, SH dan Ustaz Muhammad Basri. Sebagaimana diketahui Muhammad Basri alias Bagong, adalah seorang militan Islam Indonesia dan mantan anggota Mujahidin Indonesia Timur pimpinan Santoso. Sementara pada samping kiri dan kanan spanduk terlihat bendera warna hitam seperti lambang ISIS.

Atas video itu dirinya menyatakan, seharusnya penyidikan segera dilakukan dengan cepat.

"Kalau toh ada kejadian tahun 2015, itu enam tahun yang lalu, dalam penyidikan tindak pidana teroris saya rasa biasanya dilakukan dengan cepat," tuturnya.

Selanjutnya pada video kedua oleh akun Twitter @sahaL_AS yang viral di Twitter, terlihat rekaman kesaksian dari Ahmad Aulia (30), salah satu terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang membuat pernyataan mengejutkan. Mantan anggota Front Pembela Islam (FPI) Makassar itu mengaku dibaiat di hadapan Munarman, mantan Sekretaris Umum FPI.

"(Bukti) keterangan orang, apa lagi quote on quote orang yang sedang ditahan itu kan kita susah sekali (percaya). Tentu akan menimbulkan pertanyaan, orang itu secara merdeka atau tidak menyanpaikannya. Maksudnya tertekan atau tidak," jelasnya.

Dituturkan Habiburokhman, bukti tidak hanya berupa video. Namun, harus didukung dengan bukti lainnya, seperti komunikasi, dokumen, keterangan seseorang dan sebagainya.

"Saya agak mengkritisi. Pertama (video) dua orang menyampaikan testimoni, tapi kenapa diviralkan? Kalau itu produk hukum, menurut saya lebih baik ditelusuri dulu kebenarannya, ditindaklanjuti secara hukum, dicari korelasi antara satu fakta dengan fakta lainnya. Setelah selesai semua proses baru diviralkan. Kalau belum apa-apa sudah diviralkan, tentu ini akan menimbulkan pertanyaan publik," tuturnya.






Tulis Komentar