Pilihan
AWG Kibarkan Bendera Indonesia-Palestina di Gunung Raung
Pulanglah, Ali…
Pengimbasan RBD Berjalan Baik
Disdukcapil Pelalawan Jemput Bola Layanan Administrasi Kependudukan
Pemerintah Dorong Ekspor Kelapa Melalui Koperasi
PEKANBARU, (INDOVIZKA) - Pemerintah melalui Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mendorong daya saing dan ekspor kelapa agar dikembangkan melalui koperasi, terintegrasi dari sektor hulu ke hilir. Dengan melibatkan offtaker, terhubung ke pembiayaan, dan mengunakan teknologi.
Teten mengatakan, potensi industri kelapa sangatlah besar, baik di pasar domestik maupun di pasar dunia.“Hampir semua dari kelapa, mulai dari daun, buah, hingga serabutnya berguna dan bernilai tinggi. Dalam hal penyumbang devisa negara, agribisnis kelapa berada pada peringkat 4 setelah sawit, karet, dan kakao,” kata Teten, dikutip melalui keterangan resminya, pada Rabu (10/11).
Pada triwulan II tahun 2020, ekspor kelapa Indonesia tercatat sebesar 988,3 ribu ton atau senilai 519,2 juta dollar AS. Volume ekspor ini tercatat meningkat 16-17 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2019.
“Kami berharap produk kelapa dan olahannya terus dikembangkan” katanya.
Pada 2020, produksi kelapa di Indonesia 2,8 juta ton sesuai data Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Lima provinsi dengan produksi kelapa terbesar yaitu: Riau (14,20%), Sulawesi Utara (8,92%), Jawa Timur (8,54%), Maluku Utara (7,52%), dan Sulawesi Tengah (6,96%).
Ada 6 produk kelapa dan olahan indonesia yang tinggi nilai ekspornya di dunia yakni kopra diolah dengan nilai ekspor 309,4 juta dollar dengan pangsa pasar 25,5% dan Indonesia merupakan peringkat 1 di dunia.
Kopra mentah nilai ekspor 236,3 juta dollar dengan pangsa pasar 22,92%, Indonesia merupakan peringkat 2 di dunia setelah Filipina. Kelapa parutan kering nilai ekspor 178,8 juta dollar AS dengan pangsa pasar 24,28%.
Indonesia merupakan peringkat ke-2 di dunia setelah Filipina. Gula kelapa, nilai ekspor 79,1 juta dollar dengan pangsa pasar 3,99%. Indonesia merupakan peringkat 9 di dunia.
Kelapa segar dalam batok, nilai ekspor 58,7 juta dollar dengan pangsa pasar 29,8%. Indonesia merupakan peringkat ke-2 di dunia setelah Thailand.
Sabut kelapa, nilai ekspor 9,2 juta dollar dengan pangsa pasar 1,2%, Indonesia merupakan peringkat 11 di dunia.
“Kita terus berjuang meningkatkan kontribusi ekspor UMKM. Saat ini masih 15,65% (Data KemenkopUKM Tahun 2019) masih jauh dibanding beberapa negara lainnya, seperti Singapura 41%, Thailand 29%, atau Tiongkok yang mencapai 60%. Pemerintah menargetkan kontribusi ekspor UMKM meningkat menjadi 17% di 2024,” kata Teten.
Faktor penunjang agar ekspor UMKM suatu negara meningkat dapat dilihat dari kinerja Indeks Kinerja Logistik (LPI), terkait optimalisasi ekspor, perlu upaya menekan biaya logistik, mempersingkat waktu pengurusan dokumen ekspor, dan kewajiban pabean.
Teten menambahkan, pembiayaan LPDB-KUKM saat ini 100% hanya untuk pembiayaan koperasi.
“Kami juga melalui Smesco Indonesia sebagai Centre of Excellence terus melakukan inovasi kebijakan agar dapat meningkatkan mutu dan daya saing UMKM dan koperasi Indonesia,” katanya.
.png)

Berita Lainnya
21 Bandara Mulai Terapkan Penggunaan GeNose
PNS Diminta Tak Khawatir Soal Fasilitas di Ibu Kota Baru
Pemerintah Batal Terapkan PPKM Level 3 Seluruh Indonesia saat Natal & Tahun Baru
Menko Airlangga Hartarto Gandeng Malaysia Hadapi Kampanye Negatif Sawit di Pasar Dunia
Libur Lebaran 2021: Cuti Bersama Hanya Pada Tanggal 12 Mei
Selain Miras, Jokowi Buka Izin Investasi Navigasi Penerbangan
Token Listrik Gratis Januari 2021 Bisa Diklaim Mulai Hari Ini
Dugaan Pungli di Rutan KPK Capai Ratusan Juta
Aturan Baru Terbit! Sistem Kerja WFO dan WFH PNS Berubah Lagi
Menhub Minta Dana Rp582 Miliar untuk Kembangkan Sistem Transportasi di Ibu Kota Baru
DPR Kritik Kepala BPOM yang Terkesan 'Alergi' dengan Vaksin Nusantara
Tiga Kapal Polri Bersiaga di Kawasan Perairan Dukung Keamanan MotoGP