Pilihan
AWG Kibarkan Bendera Indonesia-Palestina di Gunung Raung
Pulanglah, Ali…
Pengimbasan RBD Berjalan Baik
Disdukcapil Pelalawan Jemput Bola Layanan Administrasi Kependudukan
Bank Indonesia Siapkan Dua Opsi Penyebaran Rupiah Digital
JAKARTA (INDOVIZKA) - Bank Indonesia (BI) tengah mengkaji dua opsi penyebaran Rupiah digital dalam persiapan penerapan mata uang digital bank sentral alias central bank digital currency (CBDC) di Tanah Air.
"Ada dua pendekatan yang sedang didalami BI yaitu secara langsung atau one tier dan tidak langsung atau two tier," kata Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Juda Agung dalam Fit and Proper Test Calon Deputi Gubernur BI bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Selasa (30/11).
Dia menjelaskan, pendekatan secara langsung artinya masyarakat baik itu rumah tangga maupun korporasi bisa mendapatkan token rupiah digital secara langsung dari BI.
- Ketua Tim Jargas Sebut Kado Ultah ke-26 Pelalawan Dapat Tambahan Kuota 3.076 Jaringan Gas dari APBN
- Aktif Kembali Bumdes Jaya Bersama setelah Fakum Hampir 7 Tahun
- Wabup Husni Tamrin Hadiri Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Lancang Kuning 2025
- Pemerintah Kabupaten Pelalawan Melaksanakan Operasi Pasar Murah Jelang Idul Fitri 1446 H
- Pemkab Pelalawan Sediakan Bantuan Penyebrangan Roda Dua Gratis Melintasi Banjir Jalan Lintas Timur
Sementara pendekatan secara tidak langsung dilakukan melalui dua tahapan, yakni bank sentral mengedarkan rupiah digital melalui perbankan, barulah masyarakat bisa membelinya ke perbankan.
"Yang kedua ini menurut hemat kami lebih tepat karena ini seperti peredaran uang kertas dan uang logam seperti saat ini," katanya.
Menurut dia, penerbitan Rupiah digital saat ini menjadi penting untuk menjaga kedaulatan mata uang sebuah negara, semakin banyaknya transaksi digital, menjaga efektivitas kebijakan moneter bank sentral, menjaga stabilitas sistem keuangan, dan mendorong inklusi keuangan.
Sebuah survei menunjukkan 60 persen dari bank sentral di dunia sudah mempertimbangkan untuk penerapan CBDC dan sebanyak 14 persen dari bank sentral tersebut sudah melakukan piloting.
Kendati demikian, Juga menegaskan penggunaan Rupiah digital nantinya tidak akan menggantikan secara penuh uang rupiah kertas dan logam, sehingga implementasinya akan dilakukan secara bertahap semisal 20 persen dari uang beredar.
"Hal tersebut menghindari risiko misalnya terjadi listrik padam, kalau semua serba digital ini risikonya bisa besar. Jadi tetap harus ada uang kertas dan logam dan porsinya dilakukan secara bertahap," tutupnya.
.png)

Berita Lainnya
Telkomsel Manjakan Pelanggan dengan Promo Paket Data 10 GB Seharga Rp 22.000
Mengenal Lebih Dekat Ikan Dewa, Harganya Jutaan dan Selalu Diburu Jelang Imlek
Bazar Minyak Goreng Murah Diserbu Warga Tembilahan
Upah Minimum Rata-rata Naik 1,09 Persen
Seleksi Dirut BRK Syariah Dibuka Jumat Lusa, Siapa Berminat?
Disperindag Riau Klaim Harga dan Stok Sembako Masih Stabil dan Aman
Dampak Corona di Riau: Ribuan Pekerja Dirumahkan, 339 Kena PHK
Rupiah Hari Ini Diprediksi Bisa Menguat Capai Rp 15.500
DPMPTSP Pekanbaru Targetkan Investasi 2023 5 Triliun
Indef: Lowongan Kerja di Situs Pencari Kerja Berkurang
PT APGWI Serahkan Hewan Qurban kepada Masyarakat Sekitar Daerah Operasi
Harga Bahan Pokok Naik Pasca Hari Raya Idul Fitri