Pilihan
Presiden Segera Keluarkan Perpres Media Sustainability
Senam Inhil Sumbang Medali Emas Perdana di Porprov X Riau
Bank Indonesia Siapkan Dua Opsi Penyebaran Rupiah Digital
![](https://indovizka.com/assets/berita/original/59807670954-bi.jpg)
JAKARTA (INDOVIZKA) - Bank Indonesia (BI) tengah mengkaji dua opsi penyebaran Rupiah digital dalam persiapan penerapan mata uang digital bank sentral alias central bank digital currency (CBDC) di Tanah Air.
"Ada dua pendekatan yang sedang didalami BI yaitu secara langsung atau one tier dan tidak langsung atau two tier," kata Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Juda Agung dalam Fit and Proper Test Calon Deputi Gubernur BI bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Selasa (30/11).
Dia menjelaskan, pendekatan secara langsung artinya masyarakat baik itu rumah tangga maupun korporasi bisa mendapatkan token rupiah digital secara langsung dari BI.
- PWI Riau Tuan Rumah HPN 2025 Diharapkan Melibatkan Generasi Muda
- Ingin Mengubah Status di KTP Sangat Mudah, Begini Caranya
- Kapan Pelantikan Anggota Dewan Terpilih 2024? Cek Jadwalnya
- Gugatan Hasil Pilpres 2024 Ditolak MK, Begini Respons Tim Hukum Anies
- Senin Pagi, MK Bacakan Putusan Gugatan Sengketa Pilpres 2024
Sementara pendekatan secara tidak langsung dilakukan melalui dua tahapan, yakni bank sentral mengedarkan rupiah digital melalui perbankan, barulah masyarakat bisa membelinya ke perbankan.
"Yang kedua ini menurut hemat kami lebih tepat karena ini seperti peredaran uang kertas dan uang logam seperti saat ini," katanya.
Menurut dia, penerbitan Rupiah digital saat ini menjadi penting untuk menjaga kedaulatan mata uang sebuah negara, semakin banyaknya transaksi digital, menjaga efektivitas kebijakan moneter bank sentral, menjaga stabilitas sistem keuangan, dan mendorong inklusi keuangan.
Sebuah survei menunjukkan 60 persen dari bank sentral di dunia sudah mempertimbangkan untuk penerapan CBDC dan sebanyak 14 persen dari bank sentral tersebut sudah melakukan piloting.
Kendati demikian, Juga menegaskan penggunaan Rupiah digital nantinya tidak akan menggantikan secara penuh uang rupiah kertas dan logam, sehingga implementasinya akan dilakukan secara bertahap semisal 20 persen dari uang beredar.
"Hal tersebut menghindari risiko misalnya terjadi listrik padam, kalau semua serba digital ini risikonya bisa besar. Jadi tetap harus ada uang kertas dan logam dan porsinya dilakukan secara bertahap," tutupnya.
Berita Lainnya
Sah, Ekspor Benih Lobster Kini Diperbolehkan
Jaringan Telkom Belum Pulih, ATM di Pekanbaru 'Offline'
Dorong Ekonomi Rakyat, Warga Diminta Manfaatkan Lahan Kosong
Walikota Dumai Intruksikan Dinas Terkait Pantau Harga Pokok Jelang Ramadhan
Pengajuan BLT UMKM 2021 via Online, Begini Prosedurnya
Emak-emak Menjerit, Harga Minyak Goreng Melejit di Pasaran !
Sektor Sawit Tulang Punggung Penerimaan Pajak di Riau
Dampak Virus Corona, Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Tradisional Melambung
Jokowi Cairkan Tunjangan Buat PNS, Intip di Sini Besarannya
Okejek Duble Promo, Cashback 1.500 dan 30 Persen
Produk Tropicana Slim Santan Rendah Lemak Jenuh dan Tinggi Serat
Ini Biang Kerok Harga Gula Mahal