Kenali 6 Faktor Risiko dan 4 Tanda dari Kanker Ovarium


JAKARTA (INDOVIZKA) - Salah satu jenis kanker yang membahayakan wanita dan sering dianggap sebagai silent killer adalah kanker ovarium. Hal ini bisa terjadi pasalnya pada stadium awal kanker ini tidak memunculkan gejala.

Biasanya kanker ovarium sudah ditemui pada kondisi stadium 3 atau lebih. Oleh karena itu mengetahui faktor risiko bisa jadi cara untuk menemukan kanker ini sedini mungkin, terang Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, dr. Elvieda Sariwati, M.Epid.

"Pada umumnya kanker ovarium tidak disertai gejala pada stadium awal sehingga setiap perempuan perlu mewaspadai kanker ovarium dengan kenali faktor risiko dan gejalanya," ujar dr Elvieda dalam acara Konferensi Pers Kampanye 10 Jari bertema "Bersama, Kita Bisa Menghadapi Kanker Ovarium” dilansir dari Antara.

Terdapat enam hal yang menjadi faktor risiko bagi munculnya kanker ovarium ini. Hal ini bisa diidentifikasi yakni memiliki riwayat kista endometrium, ada riwayat keluarga dengan kanker ovarium dan atau kanker payudara, mutasi genetik misalnya BRCA), paritas rendah, gaya hidup yang buruk dan pertambahan usia.

Selain itu, penting juga untuk mengetahui empat tanda awal yang mungkin muncul pada stadium awal. Kondisi ini berupa perut kembung, nafsu makan berkurang, sering buang air kecil dan nyeri panggul atau perut. Ketika wanita mengalami kondisi ini, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Kampanye 10 Jari

Edukasi masyarakat mengenai faktor risiko dan tanda ini merupakan hal penting yang dilakukan Kementerian Kesehatan. Bentuk edukasi yang dilakukan salah satunya melalui Kampanye 10 Jari yang diinisiasi AstraZeneca Indonesia bekerjasama dengan Cancer Information and Support Center (CISC) dan Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) sejak Mei 2021.

"Promosi kesehatan bertujuan untuk meningkatkan pengetahun masyarakat tentang kanker (termasuk ovarium), salah satu cara yang dilakukan Kampanye 10 jari. Kenali 6 faktor risiko dan 4 tanda kanker ovarium," kata Elvieda.

Kanker ovarium menjadi penyebab kematian nomor delapan akibat kanker di dunia pada perempuan. Data Global Burden of Cancer Study (Globocan) tahun 2020 menunjukkan, terdapat 14.896 kasus baru kanker ovarium dengan angka kematian sebanyak 9581 setiap tahunnya di Indonesia.

Tingginya angka pasien sejalan dengan minimnya informasi dan pengetahuan masyarakat mengenai kanker ovarium dibandingkan kanker payudara ataupun kanker serviks yang termasuk kanker pada perempuan, menjadi salah satu penghambat upaya pencegahan dan pendeteksian dini. Padahal, data dari Cancer.org menunjukkan, 1 dari 78 perempuan berisiko terdiagnosis kanker ovarium dalam hidupnya.

Elvieda menambahkan, penanganan kanker di Indonesia memerlukan kerja sama berbagai pihak termasuk pemerintah, organisasi profesi, masyarakat, pihak swasta dan media.

"Saya percaya dengan kerja sama dan komitmen tinggi penanggulangan kanker di Indonesia bisa baik dan optimal sehingga angka kesakitan dan kematian akibat kanker bisa diturunkan," tandasnya.






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar