Pilihan
Presiden Segera Keluarkan Perpres Media Sustainability
Senam Inhil Sumbang Medali Emas Perdana di Porprov X Riau
Akibat Penurunan Harga, Target Produksi Minyak Mentah Riau Dipangkas
PEKANBARU - Target produksi minyak mentah Provinsi Riau tahun 2020 harus direvisi dari 735 ribu barel per hari menjadi 275 ribu barel per hari. Kebijakan ini diambil lantaran anjloknya harga pergerakan rata-rata minyak mentah Indonesia (ICP) akibat dampak wabah covid-19 sebagai pandemi global.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indra Agus Lukman mengatakan, ada sejumlah faktor penyebab anjloknya ICP, utamanya terkait dengan penyebaran covid-19 di sebagian besar negara produsen minyak mentah.
Kemudian, juga terkait dengan adanya travel restriction (pembatasan perjalanan) di seluruh negara, sehingga mengakibatkan permintaan minyak global turun drastis.
- Pemprov Riau Diminta Serius Berantas Judi Online
- APBD 2025 Diisukan Defisit, Fraksi PKB: Tak Masalah Jika Demi Kepentingan Masyarakat
- Tabligh Akbar di Tembilahan, UAS Sampaikan Dukungan untuk Paslon Bermarwah dan Fermadani
- Targetkan Rampung Akhir November, DPRD Riau Percepat Pembahasan RAPBD 2025
- Kepala Sekolah SD dan SMP Banyak Dijabat Plt, Begini Kata Disdik Pekanbaru
Selain itu, penurunan ICP juga dipengaruhi oleh konflik perdagangan minyak antara negara OPEC dan non OPEC yang menyebabkan indikasi oversupply dan memicu harga minyak dunia terjun bebas di awal Maret 2020 lalu.
"Dan kejadian ini bersamaan dengan adanya pandemi covid-19 yang mulai merebak sejak awal tahun 2020,"terang Indra, Minggu (5/7/2020) di Pekanbaru.
Lebih lanjut Indra mengatakan, menghadapi kondisi tersebut, pihaknya bersama SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di wilayah setempat telah mengantisipasi agar kegiatan hulu migas tidak terganggu.
"Antara lain, kita bersama teman-teman SKK Migas dan KKKS melakukan efisiensi dan optimalisasi. Kemudian, strategi logistik dibuat lebih terpadu agar cost production bisa turun," ungkapnya, di mediacenterriau.
"Distribusi pengangkutan sengaja diturunkan, kalau kita produksi sebesar terget sebelumnya dengan harga 38 dolar per barel, uang itu hanya habis di operasional saja. Makanya produksi harus dibatasi dan tidak melebihi target, karena kalau melebihi, ruginya akan lebih banyak," tambah Indra. (*)
Berita Lainnya
Jelang Puasa dan Lebaran, Stok Bulog di Riau 8.000 Ton
5 Warganya Positif Covid-19, Pasar di Kecamatan Enok Ditutup
Harga Bawang Merah di Inhil Naik Jelang Tahun Baru 2020
Mix and Match Makin Mudah dengan 10 Jilbab Segi Empat Ini
Harga Sembako di Pekanbaru Turun Pasca Nataru
Hari ini Minyak Goreng Harga Rp11.500 Mulai Berlaku
OJK: Tolong Jangan Pinjam ke Pinjol Jika Tidak Ada Penghasilan
Digagas Putra Asli Inhil, WINjek Jasa Transportasi Online
Aktivitas Pasar Sore Saat Ramadhan Ditiadakan Selama Wabah COVID-19
KPPU: Kepemilikan Kebun Sawit Rakyat Makin Sedikit, Perusahaan Swasta Makin Besar
Bantu Atasi Kelangkaan Minyak Goreng, Masyarakat Diminta Berhemat
Bulog Sudah Jual Minyak Goreng Rp14 Ribu Per liter