Pilihan
Presiden Segera Keluarkan Perpres Media Sustainability
Senam Inhil Sumbang Medali Emas Perdana di Porprov X Riau
Daerah Diminta Waspada Hadapi Dampak La Nina
JAKARTA (INDOVIZKA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito meminta daerah rawan bencana hidrometeorologi meningkatkan kewaspadaan dan langkah mitigasi menghadapi fenomena La Nina. Badai La Nina diprediksi berlangsung sampai awal tahun depan.
"Pada level yang lebih kecil, yaitu kabupaten/kota, kewaspadaan serta mitigasi dampak La Nina mutlak dilakukan," kata Kepala BNPB Ganip dalam Rapat Koordinasi Antisipasi La Nina yang diadakan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), yang dipantau secara daring dari Jakarta, Jumat (29/10).
Secara khusus, Ganip menyoroti beberapa provinsi yang mencatatkan bencana hidrometeorologi basah seperti banjir dan tanah longsor terbanyak pada 2016-2020. Menurut data BNPB, daerah itu yakni, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
- PWI Riau Tuan Rumah HPN 2025 Diharapkan Melibatkan Generasi Muda
- Ingin Mengubah Status di KTP Sangat Mudah, Begini Caranya
- Kapan Pelantikan Anggota Dewan Terpilih 2024? Cek Jadwalnya
- Gugatan Hasil Pilpres 2024 Ditolak MK, Begini Respons Tim Hukum Anies
- Senin Pagi, MK Bacakan Putusan Gugatan Sengketa Pilpres 2024
Dia memberi contoh bagaimana di Jawa Barat, kabupaten/kota yang memerlukan atensi karena kejadian bencana yang tinggi, seperti Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Bandung.
Sedangkan di Jawa Tengah adalah Kabupaten Cilacap, Kota Semarang dan Kabupaten Banyumas. "Upaya mitigasi dan kesiapsiagaan jangka pendek dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi basah dapat dilakukan, di antaranya dengan lima langkah, yakni kita perlu melakukan apel kesiapsiagaan," jelas Ganip.
Apel itu dilakukan untuk memeriksa kesiapan personel, alat dan sarana pendukung lainnya. Upaya lain adalah segera menyusun rencana kontinjensi dari dampak bencana hidrometeorologi yang disebabkan La Nina. Langkah lain adalah penyiapan status siaga darurat di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Upaya mitigasi yang perlu dilakukan adalah penanaman vegetasi, pembersihan saluran air, pembenahan tanggul sungai, penguatan lereng menggunakan beton maupun vegetasi, serta optimalisasi drainase permukaan.
Selain itu, melakukan upaya kesiapsiagaan yang berbasis masyarakat dengan memonitor peringatan dini dari BMKG. BMKG melakukan monitor adanya fenomena La Nina lemah sampai akhir tahun dan kondisi itu akan terus bertahan sampai Februari 2022 dengan level menengah. Fenomena La Nina berpotensi meningkatkan curah hujan yang juga mendorong peningkatan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor
Berita Lainnya
Truk Fuso dan Pick Up Adu Kambing di Rumbai Inhil, 2 Orang Luka Parah
Lagi, Warga Desa Sialang Panjang Jadi Korban Keganasan Buaya
Ini Klarifikasi Pihak RSUD Arifin Achmad Terkait Anak Usia 6 Tahun Yang Meninggal
Pasar Cik Puan Pekanbaru Dilalap Si Jago Merah
Empat Rumah di Rohil Terbakar, Kerugian Capai Rp 600 Juta
Jasad Santri Asal Riau Korban Masuk Jurang Tiba di Pekanbaru
Truk Sawit Timpa Motor Hingga Hancur, Warga Peranap Tuntut Tanggung Jawab PT MASG
Usai Tebas Leher Istri Karena Cemburu, Suami di Riau Ditemukan Gantung Diri
Longsor Kembali Terjadi di Tanah Merah Inhil
Hujan Deras, Jalan Lintas Sumbar-Riau di KM 80 dan 81 Longsor Tadi Malam
Tenggelam Usai Sampan Oleng, Anak Petani di Siak Ditemukan Meninggal
Lagi, Kecelakaan Kerja di PHR Kali Ini Akibatkan 3 Pekerja Luka Bakar