Pilihan
Presiden Segera Keluarkan Perpres Media Sustainability
Senam Inhil Sumbang Medali Emas Perdana di Porprov X Riau
Kemenkes Tegaskan Varian Omicron Belum Masuk Indonesia
JAKARTA (INDOVIZKA) - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menegaskan, varian B.1.1.529 atau Omicron belum terdeteksi di Indonesia. Pernyataan ini menanggapi dugaan varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan itu sudah masuk ke Tanah Air.
"Belum," tegasnya saat dikonfirmasi merdeka.com, Selasa (30/11).
Sebelumnya, sejumlah ahli epidemiologi menduga varian Omicron sudah masuk ke Indonesia. Varian ini kemungkinan dibawa oleh pelaku perjalanan internasional.
- 6 Manfaat Rebusan Daun Dibawah Ini Bisa Turunkan Gula Darah
- Dinkes Pekanbaru Anggarkan Layanan Kesehatan Doctor On Call
- Dinkes Inhil Gelar Pembekalan Kesehatan kepada 303 Calon Jama'ah Haji
- Dinkes Inhil Canangkan BIAN se-Kecamatan Tembilahan Hulu
- Menderita Jantung Bocor, Balita di Tembilahan Ini Butuh Bantuan
"Kalau kemungkinan bisa saja karena pelaku perjalanan internasional kan ada yang masuk Indonesia selama ini," kata Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo kepada merdeka.com, Selasa (30/11).
Windhu mengatakan, pemerintah melaporkan belum menemukan varian Omicron berdasarkan whole genome sequencing. Biasanya, proses surveilans terhadap varian baru membutuhkan waktu paling lama sebulan.
"Saat ini dengan instrumen yang makin baik, mestinya bisa 1 sampai 2 minggu saja,” ujarnya.
Epidemiologi dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia Dicky Budiman juga menduga hal serupa. Sebab, aktivitas perjalanan internasional dari Afrika Selatan tidak dibatasi dalam beberapa pekan terakhir.
Varian Omicron pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada 9 November 2021. Baru diinvestigasi Badan Kesehatan Dunia atau WHO pada 24 November 2021.
Dua hari setelahnya atau 26 November 2021, WHO menetapkan Omicron menjadi varian of concern (VoC).
"Artinya, pelaku perjalanan yang membawa virus ini ke beberapa kawasan atau negara di dunia tentu sudah terjadi sebelumnya, termasuk ke Indonesia atau ke ASEAN lah," ujarnya
Menurut Dicky, surveilans whole genome sequencing di Indonesia membaik. Namun, masih lebih rendah dibandingkan negara lain. Data sementara, whole genome sequencing di Tanah Air hanya 0,2 persen dari total kasus yang diperiksa.
"Kalau mengklaim enggak ada (Omicron) tapi juga surveilans genomik kita setidaknya di kisaran 1 persen atau mau disamakan dengan Afrika Selatan 0,8 persen tentu akan juga lebih memiliki argumen kuat," katanya.
Berita Lainnya
Miris, Kondisi Pustu Desa Sungai Lokan Enok Memprihatinkan
Tak Bisa Jawab 6 Pertanyaan Ini? Tanda Otak Alami Penurunan Fungsi
Kenali Gejala yang Kerap Muncul pada Anak yang Terinfeksi COVID-19 Omicron
Vaksin Booster Gratis untuk Peserta BPJS Kesehatan, Simak Syarat Mendapatkannya
Ini Penjelasan Rumah Sakit di Pekanbaru Soal Tarif Rapid Test Melebihi Ketentuan Menkes
Kuatkan Akreditasi Laboratorium Kesehatan Daerah, Dinkes Inhil Gelar Workshop
Update Covid-19 Riau: Tambah 66 Kasus, 42 Sembuh dan 5 Pasien Meninggal Dunia
ASN Dilarang Cuti di Hari Libur Nasional, Wagub: Cegah Klaster Covid-19 Baru
Positif Covid-19, 7 Warga Tembilahan Diisolasi di RSUD Puri Husada
Semua Pasien Corona Sembuh, Dumai Nol Kasus Positif Corona
Anak 4 Tahun di Riau Terkonfirmasi Covid-19, 17 Pasien Dinyatakan Sehat
Sempat Kabur, Pasien ODGJ di Dumai Negatif Covid-19