Pilihan
AWG Kibarkan Bendera Indonesia-Palestina di Gunung Raung
Pulanglah, Ali…
Pengimbasan RBD Berjalan Baik
Disdukcapil Pelalawan Jemput Bola Layanan Administrasi Kependudukan
Gejala Ringan Varian Omicron, Jangan Disepelekan
JAKARTA (INDOVIZKA) - Covid-19 varian baru omicron disebut memiliki gejala ringan, terutama untuk yang sudah divaksin. Orang yang tidak divaksin sembilan kali lebih mungkin mengalami gejala parah hingga perawatan di rumah sakit daripada yang sudah dua kali vaksinasi. Seperti apa gejala ringan omicron dibandingkan varian sebelumnya?
Demam, menggigil, batuk, sesak napas, dan kehilangan rasa dan penciuman menjadi ciri gejala COVID-19 sejak pertama muncul. Gejala dapat muncul di mana saja antara 2-14 hari setelah terpapar, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), tetapi rata-rata dibutuhkan sekitar 5-6 hari.
Banyak gejala ringan seperti yang telah kita dengar selama ini, macam demam dan/atau kedinginan, batuk, dan sesak napas meskipun semua gejala tersebut dapat bervariasi intensitasnya. Kehilangan rasa dan penciuman juga merupakan kasus ringan yang sangat umum.
- 6 Manfaat Rebusan Daun Dibawah Ini Bisa Turunkan Gula Darah
- Dinkes Pekanbaru Anggarkan Layanan Kesehatan Doctor On Call
- Dinkes Inhil Gelar Pembekalan Kesehatan kepada 303 Calon Jama'ah Haji
- Dinkes Inhil Canangkan BIAN se-Kecamatan Tembilahan Hulu
- Menderita Jantung Bocor, Balita di Tembilahan Ini Butuh Bantuan
Beberapa perkiraan menunjukkan lebih dari separuh orang yang memiliki kasus yang sangat ringan kehilangan indera penciuman sampai tingkat tertentu. Pilek, bersin, sakit kepala, dan masalah pencernaan juga umum sekarang. Sementara virus corona adalah virus pernapasan, banyak orang datang dengan gejala ringan yang tidak ada hubungannya dengan organ dan jaringan pernapasan. CDC memasukkan gejala sakit kepala mual atau muntah dalam daftar gejala yang paling umum.
“Kami telah melihat evolusi dalam gejala COVID-19 itu sendiri,” kata Natasha Bhuyan, dokter keluarga di One Medical di Arizona, mengutip Huffpost.
Dia secara pribadi merawat pasien yang datang dengan gejala yang dipikir tidak mungkin COVID-19, seperti pilek yang dikaitkan dengan alergi musiman atau diare yang dikaitkan dengan penyakit perut, yang akhirnya dites positif terkena virus corona. Tantangannya, tentu saja gejala-gejala itu mirip dengan apa yang dialami ketika pilek, flu, sakit perut, dan banyak penyakit umum lain.
“Ada berbagai gejala dan tumpang tindih yang luar biasa,” kata Bhuyan.
Para ahli mengatakan hanya satu gejala saja sudah cukup untuk menjamin pengujian karena sangat tidak mungkin untuk membedakan antara pilek dan infeksi COVID-19 hanya berdasarkan gejalanya saja. Jadi, Bhuyan merekomendasikan melakukan tes COVID-19 jika memiliki gejala apapun, terutama jika berada di area penularan tinggi, bahkan jika baru saja pilek atau sakit kepala.
Satu gejala sudah cukup. Jika positif COVID-19, disarankan untuk mengisolasi diri selama 10 hari atau sampai hasil tes negatif. Para ahli sedang mempelajari omicron, varian baru dengan lebih dari 30 mutasi secara real time. Laporan awal menggembirakan, menunjukkan gejala omicron mungkin lebih ringan daripada delta. Namun, pejabat kesehatan mengatakan terlalu dini untuk mengetahuinya. Mereka juga mengingatkan varian tersebut dapat mengubah arah pandemi
.png)

Berita Lainnya
Manfaat Daun Sirih, Obati Beragam Penyakit Hingga Kecantikan
Pemerintah Gunakan AstraZeneca Sebagai Vaksin Booster Triwulan 1 Tahun 2022
Kasus Omicron di Malaysia Bertambah 11
Pasien Covid-19 di Riau Melonjak Lagi 352 Orang, Total Jadi 7.623 Kasus
Kondisi Membaik, Pasien Terduga Corona Sudah Bisa Dikunjungi Keluarga
99 Tambahan Kasus Baru Covid-19 di Riau, Kampar Penyumbang Terbanyak
DBD Mengganas di Inhil, 197 Kasus dan Enam Korban Jiwa
Hari Ini Riau 195 Kasus Positif Covid-19
Menkominfo: Lebih dari 20 Juta Remaja Sudah Divaksinasi Covid-19
Komisi III DPRD Pekanbaru Ajak BBPOM dan Diskes Cek ke Lapangan
Siaga Flu Burung, Pemrov Riau Siapkan Ruangan Isolasi
Dinkes Inhil Terus Sampaikan Informasi Dampak Stunting Pada Bayi dan Balita