Pilihan
AWG Kibarkan Bendera Indonesia-Palestina di Gunung Raung
Pulanglah, Ali…
Pengimbasan RBD Berjalan Baik
Disdukcapil Pelalawan Jemput Bola Layanan Administrasi Kependudukan
IDI Ungkap 5 Obat Tak Ampuh Lawan Covid-19, Termasuk Ivermectin dan Klorokuin
JAKARTA (INDOVIZKA) - Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban menjabarkan lima jenis obat yang tidak ampuh untuk mengobati Covid-19.
Lima jenis obat tersebut dia jabarkan melalui akun twitter @ProfesorZubairi pada Sabtu 5 Februari 2022. Merdeka.com telah mendapatkan izin untuk mengutip cuitan tersebut.
"Obat-obat yang dulu dipakai untuk Covid-19 dan kini terbukti tidak bermanfaat, bahkan menyebabkan efek samping serius pada beberapa kasus," kata Zubairi yang dikutip merdeka.com pada Minggu (6/2).
- Ketua Tim Jargas Sebut Kado Ultah ke-26 Pelalawan Dapat Tambahan Kuota 3.076 Jaringan Gas dari APBN
- Aktif Kembali Bumdes Jaya Bersama setelah Fakum Hampir 7 Tahun
- Wabup Husni Tamrin Hadiri Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Lancang Kuning 2025
- Pemerintah Kabupaten Pelalawan Melaksanakan Operasi Pasar Murah Jelang Idul Fitri 1446 H
- Pemkab Pelalawan Sediakan Bantuan Penyebrangan Roda Dua Gratis Melintasi Banjir Jalan Lintas Timur
Lima obat tersebut ada Ivermectin, Klorokuin, Oseltamivir, Plasma Convalescent, dan Azithromycin.
Penjelasan Ivermectin tak cukup ampuh digunakan sebagai pengobatan Covid-19 lantaran banyak laporan pasien yang memerlukan perhatian medis, termasuk rawat inap, setelah konsumsi Ivermectin.
Selain itu, Ivermectin tidak dapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat & Makanan (FDA) AS, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan regulator obat Uni Eropa, sebagai obat Covid-19.
Klorokuin Berbahaya
Kemudian, obat Klorokuin memiliki efek samping berbahaya bagi jantung. Sementara tidak ada manfaat antivirus pada obat tersebut.
"Memang sudah dipakai oleh ratusan ribu orang di dunia. Namun terbukti malah berbahaya untuk jantung. Manfaat antivirusnya justru enggak ada. Jadi, klorokuin tidak boleh dipakai lagi," kata dia.
Jenis obat selanjutnya adalah Oseltamivir. Menurut Zubairi, obat tersebut merupakan obat untuk Influenza, dan tdak ada bukti ilmiah untuk mengobati Covid-19.
"Bahkan, WHO sudah menyatakan obat ini tidak berguna untuk Covid-19. Kecuali saat Anda dites terbukti positif Influenza, yang amat jarang ditemukan di Indonesia," kata dia.
Selanjutnya, ada Azithromycin. Obat ini, disampaikan Zubairi, tidak bermanfaat sebagai terapi Covid-19, baik skala ringan serta sedang. Kecuali ditemukan bakteri—selain virus penyebab Covid-19 dalam tubuh pasien.
"Kalau hanya Covid-19, maka obat ini tidak diperlukan," ujarnya.
Terakhir, Plasma Convalescent. Disampaikan Zubairi, terapi yang sempat masif dilakukan ini tidak bermanfaat. Selain itu, pemberian Plasma Convalescent juga mahal dan prosesnya begitu memakan waktu.
"Oleh WHO tidak direkomendasikan kecuali dalam konteks uji coba acak dengan kontrol," ucapnya.
.png)

Berita Lainnya
Terungkap! Ini Alasan Penghapusan Honorer dan PNS di Indonesia
Begini Cara Pasien Covid-19 Memilih di Pilkada 2020
Kemenkeu Sebut Tidak Ada Perubahan Insentif untuk Tenaga Kesehatan
5 Rekomendasi Remaja Mukena Yang Cantik, Nyaman, dan Murah
Rapid Test Harus Bayar, Alokasi Anggaran Corona Dipertanyakan
Tinggal Tunggu Figur Menteri, DPR Optimis Peleburan Kemendikbud Riset Efektif
Komisi III DPR Dukung Polri Bentuk Direktorat Pelayanan Perempuan dan Anak
Pemerintah Pastikan Diskon Listrik Diperpanjang Sampai 2021
Akhirnya! Antivirus Corona Made In RI Resmi Dipatenkan
Klaim Covid-19 di Rumah Sakit Pada 2021 Naik Dua Kali Lipat Jadi Rp 90 T
Polwan Polda Kalteng Dipukul Anggota TNI Saat Coba Lerai Kerumunan
Pemerintah Diminta Larang Masuk WNA Cegah Penyebaran Omicron