Pilihan
Abdul Wahid: Keran Ekspor Kelapa Bulat Akan Tetap Dibuka

INDOVIZKA.COM - Polemik wacana kebijakan larangan ekspor kelapa bulat turut menjadi perhatian serius Anggota DPR RI asal Riau, Abdul Wahid.
Sebelumnya, Ketua Komisi IV DPR Sudin minta Kementan melarang ekspor kelapa bulat alasannya Indonesia sedang melakukan hilirisasi dengan mendorong pengolahan di dalam negeri.
Industri kelapa di dalam negeri kekurangan bahan baku karena kelapa bulat banyak diekspor, terutama ke China. Semua bagian kelapa baik sabut, tempurung, daging dan air bisa diolah jadi produk yang bernilai tambah tinggi.
- Muhaimin : Penghapusan Jalur PNS Guru Ancam Kualitas Pendidik
- Pemerintah Gratiskan Biaya Buat SIM, Ini Syaratnya
- Menkes: Butuh 3,5 Tahun untuk Vaksinasi Covid-19 Semua Warga
- Pasca Dibubarkan, FPI Berganti Nama Jadi Front Persatuan Islam
- Kemendes PDTT Fokus Pembangunan 10.743 Desa Pesisir dan Pulau Terluar di Indonesia
"Ekspor harus dilarang supaya industri pengolahan kelapa berkembang," ujar Sudin.
Statmen Sudin lantas ditentang keras oleh petani kelapa di tanah air yang merasa resah jika kebijakan yang dinilai tidak pro petani itu diberlakukan oleh pemerintah pusat.
Setelah mengetahui statmen Ketua Komisi IV DPR RI yang meminta Kementan mengatur regulasi ekspor bahan baku kelapa bulat, Wahid langsung tanggap.
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu langsung mengontak lembaga yang membidangi ekspor impor seperti Mentri Perdagangan, Komisi VI DPR RI dan Komisi IV DPR RI.
Wahid menyampaikan Ia tidak sepakat dengan kebijakan larangan ekspor kelapa bulat karena akan berdanpak langsung dengan petani yang berimbas akan merosotnya nilai jual harga kelapa.
Wahid juga sudah menyampaikan kepada Kementrian bahwa larangan ekspor kelapa bulat akan mengancam kesejahteraan petani kelapa, khususnya Inhil sebagai daerah penghasil kelapa terbesar di Indonesia.
Dijelaskan pria kelahiran Indragiri Hilir itu, jika keran ekspor ditutup maka akan terjadi monopoli harga oleh perusahaan tertentu, akibatnya harga kelapa turun dan tak berimbang dengan harga kebutuhan hidup masyarakat.
"Kita sepakat industri dalam negeri harus tetap tumbuh dan dilindungi, tetapi nasib petani juga wajib kita lindungi, harga harus kompetitif. Jadi selagi pemerintah belum bisa mengatur harga kelapa keran ekspor harus tetap dibuka," ujar Wahid ketika jumpa pers di Tembilahan
Kamis (26/11/20).
Sepakat Ekspor Kelapa Bulat Tetap Dibuka
Wahid mengatakan hasil kemunikasinya dengan Mentri dan lintas Komisi di senayan mendapat kata kesepakatan bahwa keran ekspor kelapa bulat akan tetap dibuka sampai pemerintah bisa mengatur harga kelapa melalui regulasi.
"Barusan saya telponan dengan Ketua Komisi IV DPR RI beliau juga sepakat keran ekspor kelapa tetap dibuka sampai pemerintah bisa mengatur harga jual kelapa," beber Wahid.
Terakhir Wahid menegasnya dirinya akan komit memperjuangan nasib petani kelapa. Seperti diketahui Wahid lahir dan dibesarkan dari keluarga petani kelapa dipesisir Indragiri Hilir, Riau.
"Kita akan kawal terus terkait persoalan harga kelapa ini. Saya juga minta Fraksi PKB di DPRD Inhil juga fokus dengan nasib petani kelapa," tegas Wahid.
Berita Lainnya
Begini Rasanya Terinfeksi Virus Corona: Pengakuan Pasien COVID-19 yang Sembuh
SJ182 Hilang, Warga Pulau Seribu Dengar Dua Kali Ledakan
Cegah Pandemi Flu Babi, Kementan Awasi Hewan Ternak Masuk RI
Sempat Sesak Napas, Habib Rizieq Dipastikan Sudah Kembali Pulih
Pemerintah Akan Hapus Kelas Peserta BPJS Kesehatan
BMKG Deteksi Kemunculan 14 Hotspot di Riau
Merapi Muntahkan Guguran Lava Pijar 36 Kali dalam 6 Jam
Lampung Diguncang Gempa, Tak Potensi Tsunami
Listrik Gratis Sampai September, Mau Diperpanjang Lagi?
18 Ribu Relawan Bergabung Perangi Corona: Didominasi Dokter dan Perawat
Facebook Akuisisi Giphy Senilai Rp 6 Triliun
Penembakan FPI, Komnas HAM Panggil Kapolda Metro Hari Ini