Komnas Perempuan Sebut Banyak Kekerasan Seksual di Kampus Tak Dilaporkan


JAKARTA (INDOVIZKA) - Ketua Subkomisi Pendidikan Komnas Perempuan Alimatul Qibtiyah mengatakan ada banyak kasus kekerasan seksual di kampus atau perguruan tinggi Indonesia yang tidak dilaporkan oleh korban ataupun pihak yang mengetahui.

“Kalau sekarang terasa adem ayem, itu karena memang banyak korban yang tidak melapor,” ujar Alimatul Qibtiyah dalam forum Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi, Sabtu kemarin. 

Ia menjelaskan salah satu hasil survei Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud-Ristek) mencatat 77 persen dosen menyatakan kekerasan seksual pernah terjadi di kampus. Lalu 63 persen dari mereka tidak melaporkan kasus yang diketahuinya itu.

Komnas Perempuan menyatakan beberapa tindakan kekerasan seksual yang sudah sepatutnya dilaporkan oleh para korban kepada pihak perguruan tinggi atau kampus. Tindakan itu ialah ujaran yang mendiskriminasi atau melecehkan tampilan fisik, diperlihatkan alat kelamin tanpa persetujuan korban. Kemudian menerima ucapan yang memuat rayuan, lelucon, atau siulan yang bernuansa seksual.

Alimatul menilai penyebab ketidakberanian korban kekerasan seksual melapor karena ada konsep ideal perguruan tinggi di Indonesia yang aman dan nyaman dari kekerasan seksual belum tercapai sepenuhnya.

Ia melihat idealnya setiap perguruan tinggi di Indonesia merdeka dari segala bentuk kekerasan dan menjadi lingkungan yang kondusif bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensinya. Namun kenyataannya kemerdekaan dari kekerasan seksual belum dipenuhi oleh perguruan tinggi.

Oleh sebab itu, Alimatul meminta pemimpin perguruan tinggi bisa segera bertindak. Sebab, ia menilai, kampus memiliki infrastruktur yang jelas soal pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan.






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar