Pandemi Corona, Bank Daerah Serentak Revisi Rencana Bisnis 2020

ilustrasi

JAKARTA - Bank-bank daerah akan merevisi rencana bisnis bank (RBB) tahun ini seiring dengan dampak ekonomi dari pandemi virus corona, serta refocusing anggaran belanja pemerintah daerah.

Sebagai informasi, KSSK (Komite Stabilitas Sektor Keuangan) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini turun jadi 2,3 persen dan lebih buruk bisa negatif 0,4 persen.

Direktur Pemasaran PT Bank Pembangunan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Raden Agus Trimurjanto mengatakan kondisi ekonomi saat ini cukup berat bagi bank daerah untuk melakukan ekspansi.

"Oleh karena itu, revisi RBB akan kami lakukan. Ini masih on progress. Termasuk dengan rencana penyuntikan modal nantinya," katanya kepada Bisnis.com, Minggu 26 April 2020.

Pemerintah daerah termasuk pemegang saham pengendali perseroan saat ini lebih fokus pada penanganan covid-19 khususnya dengan meningkatkan alokasi belanja kesehatan dan sosial.

Agus menjelaskan perseroan akan lebih fokus untuk memberi dukungan kepada debitur yang terdampak virus corona dengan restrukturisasi.

"Kami memiliki 10 persen dari total outstanding loan yang terdampak virus corona dan kemungkinan akan kami restrukturisasi," ucapnya.

PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi barat (Bank Sulselbar) sebelumnya juga akan melakukan revisi target seiring dengan refocusing alokasi anggaran pemegang saham utamanya.

Pelaksana tugas (Plt) Direktur Umum PT Bank pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi barat (Bank Sulselbar) Irmayanti Sultan menyebutkan pemerintah daerah saat ini tengah fokus pada penanggulangan krisis kesehatan epidemi virus corona, sehingga banyak alokasi dana yang dipindahkan untuk tujuan kesehatan.

Meski kinerja penyaluran kredit masih tergolong baik sampai awal kuartal kedua tahun ini, perseroan pun akan mulai selektif dan revisi target yang awalnya dipatok di atas dua digit.

"Iya karena refocusing alokasi anggaran, kami juga akan melakukan perubahan pada rencana bisnis bank kami. Kami masih perlu menghitung, tetapi kami masih berharap pertumbuhan tetap positif," katanya.

Dia menjelaskan, realokasi anggaran akan menyebabkan pertumbuhan dana pihak ketiga tidak akan begitu kuat tahun ini. Hal ini tentunya akan membatasi kemampuan penyaluran kredit bagi perseroan yang loan to deposits ratio-nya tergolong tinggi ini, di atas 100 persen.

"Kami hanya bisa berharap epidemi virus corona ini cepat selesai sehingga iklim bisnis bisa kembali membaik," ucapnya.

Di pihak lain, Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perbanas Aviliani mengatakan revisi target suatu upaya yang tak terhindarkan.

"Memang ketika kondisi ekonomi sulit seperti ini banyak proyek dan rencana-rencana batal. Namun, bukan bank daerah saja, tetapi bank secara umum juga melakukan revisi RBB. Bank-bank melakukan prognosis baru untuk tahun ini," imbuhnya.

Namun, dia menyebutkan bank daerah juga harusnya mulai meningkatkan daya saingnya dalam perolehan fee based income karena memiliki number of account yang cukup baik dari aparatur sipil negara.

"Banyak kebutuhan transaksi seperti pembayaran listrik, air hingga pajak bumi bangunan yang selama ini masih belum melalui tabungan secara langsung. Padahal, nasabah bank daerah itu besar dan bisa digarap dengan berbagai promo," katanya.

 

.






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar