Pilihan
Presiden Segera Keluarkan Perpres Media Sustainability
Senam Inhil Sumbang Medali Emas Perdana di Porprov X Riau
DPR dan Pemerintah Siapkan Argumen Gugatan UU IKN di Mahkamah Konstitusi
JAKARTA (INDOVIZKA) - Undang-Undang Ibukota Negara (IKN) diajukan gugatan formil ke Mahkamah Konstitusi. Pimpinan DPR mempersilakan masyarakat untuk menggugat UU IKN.
Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar mengatakan, sebagai warga negara memiliki hak untuk mengajukan gugatan terhadap undang-undang di Mahkamah Konstitusi.
"Memang hak konstitusional warga negara adalah mengajukan itu," kata politikus yang akrab disapa Gus Muhaimin di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (3/2).
- PWI Riau Tuan Rumah HPN 2025 Diharapkan Melibatkan Generasi Muda
- Ingin Mengubah Status di KTP Sangat Mudah, Begini Caranya
- Kapan Pelantikan Anggota Dewan Terpilih 2024? Cek Jadwalnya
- Gugatan Hasil Pilpres 2024 Ditolak MK, Begini Respons Tim Hukum Anies
- Senin Pagi, MK Bacakan Putusan Gugatan Sengketa Pilpres 2024
DPR RI bersama pemerintah akan menyiapkan argumen untuk persidangan di Mahkamah Konstitusi.
"Silakan saja tentu DPR dan pemerintah akan menyiapkan argumen-argumen," kata Muhaimin.
Setelah kurang lebih dua pekan disahkan, UU IKN sudah berada di pemerintah. DPR tengah berkoordinasi dengan Sekretariat Negara membahas penyempurnaan UU IKN.
"Harus lihat lagi secara spesifik, gugatanya seperti apa. Nanti setelah itu baru kami pelajari," ujar Sekjen DPR RI Indra Iskandar.
Sebelumnya, Poros Nasional Kedaulatan Negara (PNKN) mengajukan uji formil terhadap Undang-undang Ibu Kota Negara (IKN) ke Mahkamah Konstitusi, Rabu (2/2). Pendaftaran uji formil ini hanya sekitar dua pekan sejak undang-undang itu resmi disahkan Pemerintah dan DPR pada 18 Januari 2022.
"Dalam permohonan ini masih memohon uji formil, belum uji materiil. Dan itu kami akan susulkan, tapi yang penting untuk uji formil ini," kata Koordinator PNKN Marwan Batubara kepada wartawan di MK, Rabu (2/2).
Menurutnya, salah satu alasan mengajukan uji formil ini lantaran pemerintah dan DPR dianggap melakukan konspirasi jahat dalam perumusan UU itu.
"Terjadi konspirasi jahat antara pemerintah dan DPR. Kenapa? Karena mereka menyembunyikan hal-hal esensial dan strategis dari apa yang seharusnya menjadi konten UU," ujar Marwan.
"Mereka sembunyikan dan mereka sebutkan itu nanti diatur dalam peraturan pelaksanaan, entah itu PP (Peraturan Pemerintah) atau Perpres (Peraturan Presiden)," sambungnya.
Berita Lainnya
Viral 174 Turis Asal China Masuk Sumbar, Berikut Penjelasan Operator Bandara
Pemerintah Diminta Terapkan Larangan Bepergian saat Libur Imlek ke Masyarakat
KSP: Pemindahan IKN Wujud Keseriusan Indonesia Menghadapi Pemanasan Global
Jokowi Minta Airlangga dan Menaker Ida Revisi Kebijakan JHT
India PCR Cuma Rp 96 Ribu, Di RI Kenapa Harganya Selangit?
Mensos Akui Bansos Tertunda Karena Menunggu Tas Bertuliskan Bantuan Presiden
Cegah Karhutla, Pemerintah Rekayasan Hujan untuk Basahi Gambut Riau Saat Idul Fitri
Pensiunan PNS Bisa Hidup Tenang Terima Rp 1 M?
Turun Drastis, Kasus Baru Covid-19 di Riau Hanya Tambah 31 Positif
Ahok Jadi Menteri Investasi? PDIP: Tunggu Keputusan Presiden
Truk Gilas 6 Kendaraan, Kecelakaan Beruntun di Tanah Datar Telan Korban Jiwa
BMKG Deteksi Kemunculan 14 Hotspot di Riau