Pilihan
Presiden Segera Keluarkan Perpres Media Sustainability
Senam Inhil Sumbang Medali Emas Perdana di Porprov X Riau
Mirip Cara China, Mengapa Dana Desa Belum Berjalan Optimal Atasi Kemiskinan?
JAKARTA (INDOVIZKA) - Kesuksesan China dalam pengentasan kemiskinan salah satunya dilakukan dengan konsep desentralisasi terarah. Ekonom Vivi Alatas menilai cara sejenis sudah dilakukan di Indonesia dengan program dana desa. Program ini sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan di desa-desa.
"Desentralisasi terarah ini sudah ada di kita. Memastikan dana desa digunakan untuk mengentaskan kemiskinan," kata Vivi dalam Bincang Buku Yuen Yuen Ang, Pintu Keluar dari Jerat Kemiskinan: Pengalaman Tiongkok, Megawati Institute, Jakarta Minggu (23/1).
Hanya saja dalam praktiknya terjadi dilema di Tanah Air. Sehingga program Dana Desa belum bisa mengentaskan kemiskinan yang ada di Indonesia.
- PWI Riau Tuan Rumah HPN 2025 Diharapkan Melibatkan Generasi Muda
- Ingin Mengubah Status di KTP Sangat Mudah, Begini Caranya
- Kapan Pelantikan Anggota Dewan Terpilih 2024? Cek Jadwalnya
- Gugatan Hasil Pilpres 2024 Ditolak MK, Begini Respons Tim Hukum Anies
- Senin Pagi, MK Bacakan Putusan Gugatan Sengketa Pilpres 2024
Salah satunya disebabkan kepentingan politik di desa yang menuntut penggunaan dana desa harus bisa dirasakan setiap orang. Hal ini dilakukan sebagai balas jasa kepala desa terpilih kepada para konstituennya.
"Ada kemungkinan penentuan penggunaan dana desa ini bukan berdasarkan kepentingan daerah tapi lebih untuk semua orang dapat manfaatnya dan kepentingan dengan voters," ungkap Vivi.
Perlu Kesamaan Tujuan Pusat dan Daerah
Belajar dari China, Vivi menilai pemerintah pusat hingga desa harus memiliki tujuan pencapaian yang sama. Misalnya tahun ini dari istana sampai desa fokus membahas dan menangani masalah stunting. Semua dilakukan serempak untuk menghasilkan capaian yang optimal.
"Goals dari tingkat istana dan desa ini harus sama," kata dia.
Bila perlu, lanjut Vivi, pemerintah menerapkan konsep pengupahan yang sama kepada para abdi negaranya. ASN digaji berdasarkan capaian kinerja yang telah dilakukan. Perlu diingat persentasenya harus lebih besar dari standar gaji yang diterima.
"Performance budgeting harus dilakukan. Di China take home pay ini didapat dari pekerjaanya," kata dia.
Cara ini bisa ditiru tetapi harus memiliki modal data yang kuat. Sehingga sistem penggajian bukan sekedar berupa nilai uang yang didapat tetapi sambil membuka lapangan kerja dan sebagainya.
"Untuk ini penting adanya data dan memastikan ini terukur dan termonitor," kata dia mengakhiri.
Berita Lainnya
Bersiap Ikuti Pendaftaran PPPK Guru Tahap 3, Siapkan Syaratnya
Ini Alasan Pemerintah Perpanjang PPKM Mikro Hingga 8 Maret
Peringati Hari Veteran Nasional Dinsos Gelar Upacara dan Ziarah di TMT
Menag Yaqut Canangkan 2022 Sebagai Tahun Toleransi
WNA Hanya Bisa Masuk Indonesia Melalui 3 Bandara
Bagaimana Pandemi Dapat Disebut Berakhir, Begini Penjelasan Ahli
Pelanggan Kelebihan Bayar, PLN Bakal Kembalikan
Polisi akan Tegur Bengkel Penjual Knalpot Bising
Abdul Wahid Dorong Perusahaan Kelapa Bangun Kemitraan dengan BUMDES
Tolak Sertifikat Elektronik, DPR Sebut Penyebab Sengketa Pertanahan adalah Manusia di BPN
Diprediksi Akan Terjadi, Apa Itu Gelombang Kedua Virus Corona?
Tak Lagi Jadi Ibu Kota Negara, Jokowi: Jakarta Akan Seperti New York