Cara Agar Ramadan 2022 Bebas Lonjakan Covid-19


JAKARTA (INDOVIZKA) - Umat Islam akan memasuki Bulan Ramadhan pada awal April dan merayakan Lebaran di awal Mei 2022. Namun, saat ini Indonesia masih menghadapi lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron.

Kementerian Kesehatan memprediksi puncak gelombang Omicron terjadi pada dua hingga tiga pekan mendatang. Pada puncaknya, kasus Covid-19 harian diperkirakan mencapai tiga hingga enam kali lipat dari gelombang Delta. Saat puncak gelombang Delta, kasus Covid-19 bertambah sebanyak 56.757 dalam sehari.

Epidemiologi dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman memprediksi Omicron mulai mereda sebelum Ramadhan 2022. Namun, untuk mewujudkan situasi itu, perlu kerja sama antara pemerintah dan masyarakat.

Pemerintah perlu mempercepat vaksinasi Covid-19. Sebelum Ramadhan, setidaknya 60 persen dari total populasi di Indonesia sudah divaksinasi lengkap dan 50 persen kelompok berisiko tinggi terhadap Covid-19 sudah di booster.

"Itu jadi bekal untuk kita jalani masa Ramadan agar jauh lebih kecil resikonya. Bukan benar-benar nggak ada risiko, ada resikonya tapi kecil sekali dibanding tahun sebelumnya," katanya kepada merdeka.com, Jumat (11/2).

Selain itu, pemerintah harus memperkuat 3T (Testing, Tracing, Treatment). Khusus tracing, Dicky menyarankan untuk dilakukan secepat mungkin agar temuan kasus kontak erat segera diisolasi atau karantina. Idealnya, tracing dilakukan paling lama 48 jam sejak kasus Covid-19 awal ditemukan.

"Karena kalau sudah lebih dari itu, ya Omicron ini sudah sempat ke mana-mana. Kalau bisa paling idealnya 48 jam lah, itu yang akan menentukan keberhasilan," ujarnya.

Sementara masyarakat harus memperketat pelaksanaan 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun/hand sanitizer, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan). Masyarakat tidak boleh abai terhadap protokol kesehatan dan merasa telah aman dari Covid-19.

"Kalau kita disiplin maskernya, menjaga jaraknya, kerumunan-kerumunan yang nggak perlu dikurangi, ini akan membuat kita jauh lebih kecil sekali risikonya di masa Ramadan dan Lebaran tahun ini," ucap dia.

Sebelumnya, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah berharap kasus Covid-19 segera menurun sebelum umat Islam memasuki masa Ramadan.

"Terkait kondisi kasus, diharapkan dapat menurun segera bahkan sebelum periode Ramadhan dan Idul Fitri," katanya dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube BNPB Indonesia, Selasa (8/2).

Menurut Wiku, menurunkan kasus Covid-19 perlu keterlibatan banyak pihak, termasuk masyarakat. Sejumlah strategi perlu dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19.

Di antaranya dengan memperketat skrining kesehatan, pengendalian mobilitas, disiplin protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi, tidak berkerumun, serta testing.

"Khususnya bagi masyarakat yang berada di wilayah kenaikan kasus yang tinggi mohon untuk tetap disiplin memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Dimohon pula untuk tidak menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menyebabkan kerumunan seperti perayaan dan acara keluarga," ujarnya.






[Ikuti Indovizka.com Melalui Sosial Media]


Tulis Komentar